Telaga yang terletak di desa Pacarejo Semanu Gunungkidul ini sudah menggema di penjuru wilayah. Menjadi tempat yang kondang di Gunungkidul, termasuk untuk ngalap berkah.
KEBERADAAN tempat wisata dan sumber kearifan masyarakat umumnya membuat Telaga Jonge tak sepi dari para pengunjung di tempat ini. Mereka banyak yang berdatangan untuk ziarah ke makam Kyai Jonge, sekalian laku batin untuk mengenang tokoh legendaris ini. Sehingga tak salah melakukan ritual batin agar terkabul cita-citanya. Begitu pula dari yang datang itu banyak yang bergelut di dunia bisnis. Tujuannya tak lain agar usahanya lancar dan berkah.
Mereka mengambil waktu yang tertentu. Yang biasanya pada malam Jumat Kliwon. Membawa bunga untuk nyekar ke makam. Malam harinya itu mereka melakukan tirakat kungkum. Berendam di telaga yang berada di barat makam.
Sebagaimana dituturkan Pak Jur, yang saat itu berada di lokasi. Khususnya bagi warga setempat, lokasi ini menjadi saksi perjuangan Kyai Jonge dalam menyebarkan ilmu. Tentu akan menjadi daya tarik tersendiri
bagi warga luar. Sebuah lokasi yang keramat dan istimewa.
Para pengunjung di tengah malam melakukan berendam di tepi telaga. Mereka datangnya agak sore, sehingga bisa memilih tempat yang dangkal dan tak membahayakan keselamannya. Datang lebih awal juga agar bisa bercengkrama di pendapa makam.
Kenyataannya mereka banyak yang berhasil. Cita-citanya kabul sehingga otomatis menyebarkan kabar itu. Tak heran bila kian tambah terkenal lokasi ini. Bahkan dari kawasan luar Jawa ada yang datang sampai di sini.
Guna menyemarakkan suasana, maka sering digelar beberapa agenda tahunan. Ada jatilan, reog dan pentas wayang kulit di pendapa.
Kian semaraknya lokasi itu setelah dibangunnya vila yang mewah. Hal ini menambah pesona telaga Jonge. Dan ini tak berpengaruh pada ketenaran sosok Kyai Jonge yang demikian legendarisnya. Yang kala itu menyampaikan ilmu untuk pencerahan masyarakat. (WA Sutanto)