SAAT hari Imlek biasa dirayakan dengan ragam makanan untuk disantap bersama keluarga. Salah satunya berbagai jenis buah, selain untuk disantap juga digunakan dalam sembahyang.
Menurut salah seorang tokoh masyarakat Tionghoa, Gautama Fantoni, hadirnya buah dalam perayaan Imlek merupakan tradisi yang sudah ada dan diwariskan secara turun temurun. Pemilihan buah pun yang identik dengan rasa manis.
“Adanya buah-buahan dalam perayaan Imlek sudah ada secara turun menurun. Bahkan hadirnya buah-buahan tersebut ada maknanya tersendiri,” jelas Fantoni, kemarin.
Dicontohkan, buah apel melambangkan kehidupan di alam semesta yang damai dan tentram. Ada lagi buah jeruk, warnanya bagus, isinya juga air melambangkan kebaikan dan kemakmuran. Lalu buah pir juga banyak dicari oleh saat perayaan Imlek. Buah yang memiliki bentuk oval dan berukuran kecil, melambangkan keberkahan. Sedangkan buah naga dengan warna merah identik dengan warna perayaan Imlek.
“Yang jelas, adanya buah-buahan adalah wujud rasa syukur. Dipilih yang manis-manis supaya kehidupan ke depan manis dan lebih baik," tutupnya.(C-8)