RENCANA jahat Ki Tumenggung Pasingsingan telah dibicarakan njlimet dengan orang-orang sekongkolannya, ditetapkan nanti malam tepat jam 24.00 WIB dilaksanakan. Namun rencana tersebut terdengar Emban Genuk yang nguping pembicaraan rahasia tersebut. Akhirnya dilaporkan ke Pangeran Sepuh Purubaya, lewat prajurit tungguk kemit Nitiprakosa. Bagaimana tanggapan Pangeran Sepuh Purubaya, tentang rencana makar Ki Tumenggung Pasingsingan?
Dalam babad Tanah Jawi diceriterakan, Emban Genuk bersama prajurit tungguk kemit Nitiprakosa lantas menghadap Pangeran Sepuh Purubaya, dan melaporkan apa yang didengar dan akan dilakukan oleh Ki Tumenggung Pasingsingan bersama para sekongkolnya nanti malam. Kepada Pangeran Sepuh Purubaya lantas diceriterakan, apa yang didengar dan apa yang akan dilakukan Ki Tumenggung Pasingsingan.
Pangeran Sepuh Purubaya menerima laporan itu dengan senang hati, dan membenarkan. Karena Ki Tumenggung Pasingsingan merasa kecewa, gagal dalam pilihan patih. Maka dengan memasang jerat anaknya Rara Mangli untuk menggoda Pangeran Timur, sehingga mlebu wuwu sebagai alasan agar merebut tahta kraton Mataram. Dengan sigap, parampara kraton segera menyiapkan prajurit untuk baris pendhem mendekati cepuri, yang nantinya untuk masuk para sekongkolannya Ki Tumenggung Pasingsingan. Sedangkan Pangeran Sepuh Purubaya sendiri yang akan menghadapi Ki Tumenggung Pasingsingan, tekadnya akan dirampungake sekaliyan klilip Mataram itu.
Waktu yang ditentukan Ki Tumenggung Pasingsingan dan sekongkolnya telah tiba saatnya, namun tanpa sepengetahuan mereka para prajurit Mataram telah melakukan baris pendhem untuk menghadapi makar Tumenggung Pasingsingan.
Betul juga, saat Ki Tumenggung Pasingsingan sampai regol yang menuju kamar pesareyane Raja Mataram Sunan Amangkurat Agung, telah dihadang Pangeran Sepuh Purubaya. Perang tanding tak bisa dihindari antara Ki Tumenggung Pasingsingan melawan Pangeran Sepuh Purubaya, saling serang saling hindar. Keduanya sama-sama digdayane punya kelebihan masing-masing dalam olah kaprajuritan, membuat keduanya genti asor genti unggul. Tetapi ternyata Ki Tumenggung Pasingsingan lena sehingga terkena tombak pusaka Pangeran Sepuh Purubaya, darah segar menyembur dari dada hingga pulung ati. Tumenggung Pasingsingan tewas mengenaskan, sebelum cita-citanya untuk membuat makar merebut kekuasaan terwujudkan, di lain pihak beberapa orang sekongkolnya pun tewas terbunuh karena diranjab pra prajurit Mataram yang baris pendhem.
Kangjeng Sinuhun Amangkurat Agung pun telah dilapori kejadian tersebut, dan berkenan melihat rajapati yang masih ditunggu Pangeran Sepuh Purubaya dan beberapa prajurit yang malam itu bertugas tungguk kemit. Betapa terkejutnya Kangjeng Sunan Amangkurat Agung melihat siapa yang terbunuh, adalah Ki Tumenggung Pasingsingan, apalagi kalau dikaitkan semuanya itu adalah karena Pangeran Timur adiknya sendiri jatuh cinta dengan Rara Mangli anak Tumenggung Pasingsingan.
Kangjeng Sinuhun Amangkurat Agung sempat galau, kenapa semua itu bisa terjadi makarnya Tumenggung Pasingsingan melakukan tugas bebana pernikahan Pangeran Timur dengan Rara Mangli. Underaning rembug semua ini ada di tangan Pangeran Timur, lantas hukuman apa yang pantas dijatuhkan? Tidak mengelak, Kangjeng Sinuhun Amangkurat Agung sayang betul kepada adiknya, namun sebagai penguasa Mataram meski kadang tarunane sendiri harus mendapatkan hukuman yang setimpal. Karena itu semua adalah, pranatan lan paugeran, juga desakan parampara kraton, maka raja ingin bukti semuanya dahulu sebelum menjatuhkan hukuman.(Ki Sabdo Dadi)