Dalam wiracarita Ramayana, ada tokoh bernama Anjani atau Anjana. Dia adalah istri raja kera bernama Ramona, ibu bagi Hanoman. Konon ia adalah reinkarnasi bidadari bernama Punjikastala. Kini Anjani dijadikan sebagai nama dan ikon kelompok sadar wisata (Pokdariws) Goa Gilap.
BAGI wanita haid dilarang masuk kawasan sekita Goa Gilap. Seluruh anggota Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) sudah paham akan aturan ini. Selain itu, memang ada tata cara memasuki kawasan Goa Gilap saat mereka memandu para wisatawan.
Hal ini untuk menjadi perhatian pengunjung. Semuanya agar dimaklumi, terutama bagi perempuan yang baru datang bulan tak diperbolehkan masuk ke area telaga. Hal ini jadi sebuah 'pamali' dan aturan yang mengandung pelajaran. Dalam bentuk aturan yang tersirat dengan maksud untuk kebaikan bersama. Aturan dan 'pamali' yang selalu dijaga hingga saat ini.
"Wanita saat datang bulan terlarang masuk area goa!" Begitu peringatannya. Jangan sampai air telaga yang begitu jenihnya tercemari kotoran. Dalam mitos yang berkembang di masyarakat, banyak yang menganggap bahwa air itu tempat mandi Dewi Anjani. Hal ini yang masih dipercaya penduduk setempat.
Termasuk keberadaan kera itu, tak lepas dari mitos tentang kera putih. Kono dalam cerita yang berkembang di daerah ini, kera putih itu sering muncul. Dalam barisan kera yang turun saat mencari air minum, sering ditemukan kera putih.
Selaku penjaga kawasan wisata Goa Gilap, nama Anjani pun akhirnya dijadikan nama Pokdarwis. Salah satu anggota Pokdarwis, Puryani, mengatakan sebagaimana menerima cerita dari orang tetua dusun: "Menjadi pelajaran agar selalu merawat alam supaya tetap lestari."
Sebuah pesan yang cerdas dan berguna bagi semuanya. (WA Sutanto)
MERAPI-WA SUTANTO
Area Goa Gilap dilihat dari atas.
