Batu nisan berukuran luar biasa mungkin memang tidak terlalu banyak ditemukan. Dari beberapa nisan berukuran panjang mungkin dapat ditemukan di Demak, Magelang, dan beberapa di daerah lain. Di Yogyakarta, tepatnya di Bantul pun dapat ditemukan nisan berukuran demikian panjang. Nisan berukuran luar biasa panjang di Bantul itu tepatnya berada di Dusun Cepor Kidul, Kelurahan Palbapang, Kecamatan Bantul, Kabupaten Bantul. Nisan berukuran sangat panjang ini merupakan nisan dari Panglima Jogodolok.
NISAN Panglima Jogodolok dulunya berukuran panjang sekitar 25 meter. Namun kini nisan tersebut telah dipendekkan menjadi hanya 4 meter saja. Nisan sepanjang itu jika dibandingkan, masih 2-3 kali lebih panjang daripada nisan pada umumnya. Dulunya ketika nisan ini masih sepanjang 25 meter jelas menjadi kelihatan demikian aneh dan fenomenal. Selain itu juga cukup menyita ruang atau bidang tanah pekarangan di tempat itu. Oleh karena itu, pemilik pekarangan dan warga setempat bersepakat untuk memendekkannya. Hal itu ditempuh agar ruang atau bidang pekarangan di tempat itu bisa dimanfaatkan untuk kebutuhan lain. Di samping itu, hal tersebut dilakukan agar tidak menimbulkan keheranan yang berlebihan bagi masyarakat yang melihatnya.
Pekarangan tempat beradanya nisan Panglima Jogodolok tersebut merupakan pekarangan milik Wardiyo (63). Wardiyo pulalah yang bertindak sebagai jurukunci atas makam Panglima Jogodolok ini. Menurutnya pula pada masa lalu nisan Panglima Jogodolok hanya berupa susunan batu bata kuno dengan ketinggian dari permukaan tanah hanya sekitar 30 cm saja. Sedangkan ukuran batu bata kuno yang menyusun formasi memanjang tersebut berukuran panjang rata-rata 40-45 cm, lebar 30 cm dan ketebalannya mencapai 13 cm. Bisa dikatakan bahwa ukuran batu bata kuno ini adalah dua kali lipat dibandingkan ukuran batu bata pada saat ini.
Nisan Panglima Jogodolok merupakan nisan tunggal. Artinya tidak ada nisan lain selain nisan Panglima Jogodolok itu sendiri. Nisan ini dikelilingi pagar tembok dengan ukuran 4,5 m x 5 m. Sedangkan tinggi tembok keliling adalah 70 cm. Nisan Panglima Jogodolok dulunya memang bercungkup, namun cungkup tersebut roboh ketika terjadi gempa besar di Yogyakarta pada 27 Mei 2006 lampau. Kini cungkup tersebut dibiarkan hanya berupa tembok keliling saja tanpa atap.
Sumber setempat menyatakan bahwa Panglima Jogodolok adalah keturunan dari Kerajaan Majapahit yang telah menganut agama Islam dan kemudian mengembara ke arah barat hingga sampai di wilayah Cepor Kidul. Di tempat ini ia melakukan Islamisasi. Namun entah apa sebabnya ia kemudian bermusuhan dengan tokoh lain yang bernama Buto Ijo yang berasal dari wilayah di sisi selatan Cepor Kidul.
Permusuhan ini akhirnya menjadikan keduanya terlibat duel atau perang tanding satu lawan satu. Disebutkan bahwa keduanya sama-sama sakti sehingga duel ini berlangsung beberapa hari. Pada akhirnya keduanya sama-sama mengeluarkan ajian pamungkasnya. Ternyata aji pamungkas mereka pun seimbang. Keduanya pun tewas atau gugur sampyuh (meninggal bersama). Sayangnya, ajian pamungkas mereka pun tidak diketahui namanya.
Menilik nisan yang panjangnya mencapai 25 meter di masa lalu, mungkinkah tinggi tubuh Panglima Jogodolok mencapai 25 meter ? Tidak ada yang dapat memastikannya. Mungkinkah panjang nisan yang luar biasa itu hanya merupakan perwujudan dari penghormatan berlebih dari masyarakat yang dipimpin atau yang mendukungnya. Mungkin saja hal itu bisa terjadi. Bisa juga terjadi bahwa nisan yang dulunya merupakan susunan batu bata sepanjang 25 meter tersebut semula adalah bekas bangunan rumah atau hunian, benteng, pagar, atau bangunan lain. Mungkin juga puing atau jejak bekas bangunan tersebut dulunya merupakan bangunan yang dibuat oleh Panglima Jogodolok atau mungkin juga merupakan sisa bangunan yang pernah dihuni oleh Panglima Jogodolok.