-
GUNUNG Argatilasa berada di wilayah dusun Ngargatilasa, kecamatan Karangpandan, Karanganyar, Jawa Tengah, juga sering disebut gunung cilik. Di tempat ini juga muncul beberapa peninggalan seperti belik Banyu Mati, Banyu Urip dan Banyu Landa yang mempunyai ciri khas keistimewaannya sendiri-sendiri. Ada apa dengan Gunung Argatilasa?
Dalam Babad Tanah Jawi disebutkan, ketika Raden Mas Said sedang lelana brata bertapa di Gunung Mangadeg yang tidak jauh dari tempat itu, melihat ada cahya cumlorot atau yang dinamakan pulung, wahyu keprabon jatuh di sekitar Gunung Argatilasa. Raden Mas Said lantas memutuskan untuk bertapa di kaki Gunung Argatilasa, atau lebih dikenal dengan nama Plabengan.
Tempat untuk lenggah semedi Raden Mas Said saat ini ditandai dengan sebuah batu berpayung, bertuliskan EGA (Eyang Gusti Ageng) yang dimaksud adalah Raden Mas Said atau Pangeran Sambernyawa dan nantinya bergelar KGP AA Mangkunegara I. Di tempat inilah tumurune atau tumibaning pulung wahyu kraton Mangkunegaran, hingga saat ini dijadikan sebagai tempat peziarahan.
Diceriterakan, ketika melakukan tapabrata di Pablengan, Pangeran Sambernyawa menemukan sumber air Banyupitu yakni sumber air berjumlah tujuh dalam satu komplek saling berdekatan. Namun demikian tujuh sumber air tersebut mengeluarkan air yang berbeda-beda, yakni tujuh warna. Pangeran Sambernyawa sangat tertarik dengan kondisi alam tersebut, dan menjadikannya obyek wisata sesuai dengan zamannya.
Gunung Cilik Argatilasa tempat tumuruning wahyu keprabon Mangkunegaran, hingga saat ini dijadikan sebagai makam keluarga sentana Mangkunegaran.
Untuk itulah setiap berziarah di Gunung Cilik Argatilasa, juga bisa menikmati keajaiban alam sumber air Banyupitu. Keajaiban itu di antaranya, sumber air yang keruh butheg reged dan mata airnya ditutup batu diblegi watu disebut sumber banyu bleng atau Pablengan, hingga saat ini warga sekitar memanfaatkan airnya untuk ngeblengi sega dijadikan kerupuk gendar pondhoh, puli atau gendar karak intip karak.
Kemudian sumber air panas, konon sering diagem KGP AA Mangkunegara siram. Di dekatnya ada tiga sumber air yang mumpal-mumpal berwarna keruh butheg, disebut banyu panguripan, kemudian sumber banyu mati dan banyu Landa. Ketiga sumber air tersebut mempunyai daya keajaiban sendiri-sendiri, sumber banyu urip uapnya dipercaya bisa menyembuhkan orang yang semaput sedangkan sumber banyu mati sebaliknya bisa membuat hewan atau orang mati sekarat.
Dicontohkan, seekor ayam yang sehat bugar, ketika diungkulake di atas sumber banyu mati langsung klabakan, sekarat, namun kalau belum mati ketika diungkulake di atas sumber banyu urip menjadi sehat kembali, waras-wiris waluya jati. Sedangkan sumber banyu Landa airnya mengandung soda, bisa untuk melegakan perut yang lagi sakit seneb. Inilah ceritera menarik dari Gunung Cilik Argatilasa papan tumuruning wahyu keprabon Mangkunegaran, sebagai tempat tapa brata Raden Mas Said atau Pangeran Sambernyawa yang seterusnya bergelar KGP AA Mangkunegara I kang kaloka ing rat. (Ki Sabdo Dadi)
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.
Editor: admin_merapi