-
Widarta SE MM biasa disapa Pak Wid biasa ditunjuk sebagai pembawa acara. (MERAPI-SULISTYANTO)
TAK sedikit generasi muda merasa kesulitan ketika harus menjadi pembawa acara atau <I>master ceremony<P> (mc) berbahasa Jawa. Sudah selayaknya jika berbagai pihak mampu memotivasi maupun melatih generasi muda supaya terampil dalam bidang tersebut.
Menurut praktisi pembawa acara sekaligus dosen yang tinggal di Argomulyo Sedayu Bantul, Widarta SE MM, pelatihan menjadi mc, pembawa acara ataupun <I>panatacara<P> penting dilaksanakan sampai ke padukuhan-padukuhan. Satu di antaranya dapat lewat karang taruna, terlebih lagi mc yang menggunakan Bahasa Jawa.
Pasalnya, berbagai acara di masyarakat masih banyak membutuhkan pembawa acara berbahasa Jawa, misalnya saat ada pernikahan, kematian (<I>sripah<P>) dan beberapa acara penting lain.
“Saya sendiri sejak masih muda biasa ditunjuk menjadi mc berbahasa Jawa. Karena, saya senang dan bisa dianggap sebagai hobi biasa bersedia. Cara ini juga bagian dari membantu sanak-saudara maupun tetangga,” ungkap Widarta yang akrab disapa Pak Wid, belum lama ini.
Dosen di Universitas Mercu Buana Yogyakarta (UMBY) ini menuturkan, ketika ditunjuk menjadi pembawa acara akan menolak ketika akan diberi honor. Tugas tersebut bukan dijadikan sebagai tempat mencari duit/honor. Ketika bisa membantu yang sedang kerepotan/punya gawe sudah menjadi kebahagian tersendiri. Suatu hal menggembirakan pula, di bidang tersebut, Pak Wid pernah menorehkan prestasi, antara lain pernah juara harapan I lomba panatacara adicara berbahasa Jawa di Bantul, 2005 silam.
Pernah juga masuk tiga besar dalam lomba pamedar sabda yang digelar Balai Bahasa dan Satra DIY pada 2004 lalu. Prestasi penting lain, saat masih menjadi Kepala Pelaporan Data Akademik UMBY pada 2014 terpilih sebagai peringkat ke-2 dalam pemilihan tenaga kependidikan (Diktendik) berprestasi tingkat Kopertis Wilayah V dan berhak mewakili DIY di tingkat nasional. Alumni UMBY (dahulu Univeristas Unwama) mulai berkarir sejak 1995.
Jabatan awalnya staf bagian rumah tangga. Lalu 2003 menjabat sebagai wakil kepala UPT Komputer dan tiga tahun kemudian menjadi kepala UPT Komputer. Setelah itu sebagai kepala TU Fakultas Teknik dan kepala sistem informasi akademik.
Bapak dari Amien Wikayah dan Arifah Dwi Utami ini senang juga mengoleksi beberapa keris kualitas bagus, batu mulia, beberapa tanaman hias dan buah. Ia pun senang dengan nilai-nilai utama yang juga diberlakukan di UMBY, yaitu komitmen, empati, respek, integritas dan servis (keris). Nilai-nilai utama ini berusaha juga diterapkan dalam kehidupan sehari-hari termasuk ditularkan kepada keluarganya. (Yan)
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.
Editor: admin_merapi