-
Membatik kini juga menjadi pekerjaan laki-laki.
BAGAIMANA perbendaan antar batik tulis gaya Surakarta dan Yogyakarta menurut Nurul Latifah? “Batik tulis Solo kaya akan motif dan corak, sementara batik Yogya relatif kurang bervariasi. Warna batik Solo juga penuh. Kebanyakan batik Yogya dominan dengan latar putih,” katanya.
Selain itu, pengguna batik tulis Yogya seringkali terikat pada motif-motif tertentu untuk keperluan tertentu pula. Mereka enggan mengenakaian batik tulis dengan variasi yang berbeda terkait dengan upacara tertentu. Selain itu batik tulis maupun cap dari Yogya lebih banyak bidang putihnya.
“Sementara dalam selembar batik tulis Solo, umumnya penuh dengan warna,” katanya seraya jujur mengaku, itu adalah subyektivitas penilainnya. “Tapi bagi masyarakat Yogya, tentu saja mereka punya banyak alasan kenapa batik gaya Yogya memiliki kelebihan-kelebihan dibanding batik produksi dari kota-kota lain. Misalnya, mereka mengatakan bahwa batik tulis Yogya memiliki kualitas kekuatan kain yang lebih baik dibanding lainnya. Dan juga lebih awet,” tambahnya. Menurut Latifah, dalam proses produksi batik tulis Surakarta, dilakukan dengan cara yang relatif rumit. Pencelupannya dilakukan beberapa kali
Menyangkut harga, masing-masing jenis memiliki harga yang cukup bervariasi. Meski dibuat dengan cara printing maupaun cap, tidak sesdikit yang memiliki kualitas yang amat bagus, kualitasnya hamper setara dengan batik tulis. Sementara batik tulis, tidak semuanya dibuat dengan cara yang teliti, cermat dan bercorak apik, sehingga harganya juga tidak begitu tinggi.
Batik merupakan kerajinan yang memiliki nilai seni tinggi dan telah menjadi bagian dari budaya Indonesia. Perempuan-perempuan Jawa di masa lampau menjadikan batik sebagai keterampilan, sehingga pekerjaan membatik adalah pekerjaan special bagi perempuan, sampai akhirnya ditemukan batik cap yang juga dapat dikerjakan kaum laki-laki. (Jbo)
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.
Editor: admin_merapi