-
Meski mengacu pada kaidah-kaidah tari di dalam Langendriyan, napas pedesaan dalam pola tari yang diciptakan KPH Yudonegoro III tetap ditonjolkan. Bahasanya yang halus yang mengacu pada keistanaan ia sisipi pula dengan ekspresi bahasa gaya pedesaan yang lugu, kasar dan ekspresif.
LANGEN dimaksudkan sebagai hiburan atau bersenang-senang. Mandra diartikan sebagai banyak dan wanara berarti kera. Rangkaian kata Langen Mandra Wanara tersebut kemudian diartikan sebagai pertunjukan kesenian yang melibatkan banyak peran kera dan dimaksudkan untuk menggembirakan atau menyenangkan hati.
Pada waktu selanjutnya Langen Mandra Wanara ini juga diartikan sebagai dramatari gaya Yogyakarta yang di dalamnya juga diisi dengan dialog yang disampaikan dengan tembang macapat dan bersumberkan pada cerita Ramayana.
Kini kesenian Langen Mandra Wanara ini bisa dikatakan menjadi kesenian yang langka karena mengalami kesulitan dalam regenerasi serta besarnya biaya untuk pementasan. Salah satu tempat yang masih melestarikan kesenian ini adalah Dusun Sembungan, Kalurahan Bangunjiwa, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul.
Kecuali menciptakan jenis kesenian Langen Mandra Wanara, Patih Danurejo VII juga menciptakan gamelan yang berbahan baku kaca atau beling yang dikenal sebagai Gamelan Beling.
Dalam sistem kekerabatan atau pertalian darah, KRA Danurejo VII adalah adik ipar dari RM Kaharkusmen yang kelak bergelar KGPA Mangkubumi. KRA Danurejo VII menikahi GKR Hangger yang merupakan adik dari KGPA. Mangkubumi. Danurejo VII juga merupakan saudara ipar Sultan HB VII karena KGPA. Mangkubumi adalah adik dari Sultan Hamengku Buwana VII (RM. Murtedjo).
-
MERAPI-AMBES SARTONO
Gapura yang apik di gerbang kompleks makam.
Oleh karena pertalian yang demikian itulah maka makam Patih Danurejo VII berada di sisi timur dari makam istrinya, GKR. Hangger. Umumnya makam suami diletakkan di sisi barat atau kanan, sementara makam istri diletakkan berdampingan di sisi timur atau kirinya. Namun tidak demikian halnya dengan makam Patih Danurejo VII karena secara garis kebangsawanan, kedudukannya berada di bawah GKR. Hangger.
Hingga kini cukup banyak orang yang berziarah ke makam Patih Danurejo VII. Kecuali trah dari Patih Danurejo, orang awam pun banyak juga yang berziarah ke tempat ini untuk mendoakan arwah dari para tokoh yang sumare di tempat ini. Kecuali itu banyak di antara mereka yang berziarah dengan maksud dapat mengenang dan mengenal sosok para tokoh yang sumare. (Albes Sartono/Jbo)
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.
Editor: admin_merapi