-
MERAPI-ALBES SARTONO
Pintu cumgkup makam Syeh Bela Belu.
Hobi makan Bubuksah berkebalikan dengan kakaknya yang bernama Gagang Aking. Gagang Aking digambarkan sebagai pertapa yang saleh dan setiap harinya ia hanya makan sayur-sayurnya secukupnya saja. Ia juga rajin menjalankan kewajibannya sesuai ajaran para wiku yang saleh.
KISAH ketiga bercerita tentang pertentangan konsep dan pandangan yang berbeda antara keduanya dalam mencapai kesempurnaan tertinggi. Pertentangan oleh karena perbedaan pandangan ini tercermin dalam debat-debat kecil di antara keduanya dan juga di dalam sikap dan perilaku mereka yang berbeda. Gagang Aking yang merasa lebih tua atau lebih senior daripada Bubuksah merasa memiliki kewajiban untuk memperingatkan Bubuksah.
Kisah selanjutnya menyebutkan bahwa Dewa Mahaguru merasa resah dengan perdebatan keduanya. Ia lantas mengutus Kala Wijaya untuk menguji keduanya. Kala Wijaya berubah menjadi harimau putih dan mendatangi Gagang Aking terlebih dulu sebagai orang yang lebih tua atau lebih senior daripada Bubuksah.
Ketika sampai kepada Gagang Aking, Gagang Aking pun tahu bahwa harimau putih itu hendak memangsa dirinya. Gagang Aking pun kemudian menganjurkan kepada harimau putih agar memakan adiknya yang jauh lebih gemuk dari pada dirinya yang benar-benar aking (kurus kering).
-
Macan putih pun akhirnya sampai di pertapaan Bubuksah. Bubuksah yang didatangi harimau putih paham akan kemauan harimau itu. Ia merelakan dirinya untuk dimakan harimau. Ada pun alasannya adalah agar ia segera terlepas dari ikatan duniawi dan kembali ke kesempurnaan abadi. Bubuksah pun akhirnya disantap harimau dan jiwanya langsung ke surga.
Pada sisi ini tampak bahwa Bubuksah lah yang dipujikan hidupnya jauh lebih baik dan jiwanya selamat sekalipun ia tidak menjalankan tapa dan laku spiritual seketat dan serapi kakaknya, Gagang Aking. Hal ini juga mencerminkan polemik di masa itu dimana hal ini menunjukkan keunggulan agama Budha karena disebutkan bahwa Bubuksah penganut Budha dan Gagang Aking penganut agama Syiwa (Hindu).
Ditengarai bahwa kisah tentang Bubuksah dan Gagang Aking ini menginspirasi gubahan kisah tentang latar belakang tokoh Syeh Bela Belu dan Damiaking. Karakter dan sikap hidup Bubuksah sering dipersamakan dengan sikap hidup Syeh Bela Belu. Sedangkan sikap hidup Damiaking sering dipersamakan dengan sikap hidup dan pandangan Gagang Aking. Bahkan apa yang disebut sebagai Dami Aking juga sering dipersamakan makna harfiahnya dengan Gagang Aking. (Albes Sartono/Jbo)
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.
Editor: admin_merapi