HIDAYAH - Nasib Pemakan Harta Warisan

photo author
- Senin, 9 Juli 2018 | 11:09 WIB

 
-
KABAR kesuksesan Narto lama-lama diketahui juga oleh saudara-saudara kandungnya. Termasuk Kirno, kakak Narto yang dalam keluarga mereka dikenal serakah soal harta. Seperti roda berputar, dahulu Narto yang berada di bawah dan menjadi bahan ejekan saudara-saudaranya, kini sudah berada di atas. Justru saudara Narto yang sekarang seakan berada di bawah. Terutama Kirno, banyak usahanya yang mengalami kebangkrutan, karena tak mampu bersaing dengan perkembangan zaman. Ia terlambat mengantisipasi perkembangan teknologi, sehingga tergilas oleh para pekaku usaha baru. Belum lagi kondisi rumah tangganya yang berantakan, karena sempat tergoda oleh salah satu karyawatinya. Ternyata perempuan yang kemudian dinikah siri itu, hanya ingin mengambil alih kekayaan Kirno. ketika semua yang dia inginkan sudah didapat, lantas pergi begitu saja meninggalkan Kirno yang sudah sakit-sakitan akibat diterpa berbagai persoalan. Saat semua sudah habis, dengan tidak merasa malu Kirno datang memohon-mohon pada Narto untuk memberi bantuan. "Sekarang kakakmu ini sudah tidak punya apa-apa lagi. Tolonglah saya agar bisa membuka usaha lagi," kata Kirno dengan ringannya. Sebenarnya dalam hati Narto belum bisa melupakan perlakuan kakaknya itu pada keluarganya di masa lalu. Selain soal harta warisan yang dikuasi Kirno, Narto juga masih ingat betul ketika kakaknya itu menolak memberi penjaman uang untuk membayar sekolah anaknya. "Tidak ada uang untuk dipinjam-pinjamkan, makanya usaha biar anakmu tidak kekurangan," kata Kirno saat itu dengan sombongnya. Meski begitu, Narto tetap merasa tidak tega, ketika sekarang posisinya berbalik. Kakaknya gantian yang datang mengemis-ngemis minta bantuan. "Ini ada rezeki sekadarnya, mudah-mudahan bisa membantu kondisi mas Kirno," kata Narto sembari menyerahkan uang yang dibungkusnya dalam amplop. Narto berharap bantuannya tersebut bisa dimanfaatkan dengan baik oleh Kirno. Namun pada kenyataannya, kebangkrutan Kirno sudah terlalu parah, sehingga uang dari Narto hanya untuk menutup utangnya saja belum cukup. Sehingga dalam tempo beberapa hari Kirno sudah datang lagi. Diberi lagi oleh Narto dan habis lagi. Begitu kejadiannya berulang beberapa kali. Belakangan cukup lama Kirno tidak datang. Narto menduga sekarang kakaknya sudah berhasil mentas dari kesulitan. Sampai akhirnya datang kabar, kalau Kirno sakit cukup parah. Ketika datang untuk menjenguk, betapa kagetnya Narto melihat kondisi Kirno yang seakan tinggal tulang dan kulit. Dokter katanya sudah angkat tangan, sehingga terpaksa harus pulang untuk dirawat di rumah. Pertimbangan lainnya memang tidak punya uang untuk berobat di rumah sakit. Air matapun menetes di pipi Narto. Ia merasa trenyuh memandang kakaknya yang berbaring tak berdaya. (Habis)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: admin_merapi

Tags

Rekomendasi

Terkini

Cerita misteri saat pentas malam pelepasan mahasiswa KKN

Sabtu, 13 September 2025 | 22:00 WIB
X