HIDAYAH - Tidak Kaget Jadi OKB

photo author
- Jumat, 6 Juli 2018 | 20:11 WIB

-
MENJADI OKB, orang kaya baru, tidak membuat Narto menjadi lupa diri. Komisi mengurus penjualan tanah milik Pak Bagus yang nilainya mencapai ratusan juta, disyukurinya sebagai sebuah amanah untuk mengubah hidupnya yang serba kesulitan menjadi lebih baik. Pulang ke rumah, Narto dengan tenang memberi kabar bahagia soal kiriman uang dari Pak Bagus itu kepada istrinya. "Astaghfirullah hal adzim, banyak sekali, Pak," teriak istri Narto spontan, begitu diberi tahu besaran uang yang baru saja diterimanya. "Benar, ini memang uang yang besar sekali, tapi kita jangan sampai salah dalam memanfaatkannya," kata Narto. Keduanya lantas berunding untuk merencanakan pemanfaatkan rezeki tak terduga itu. Memang sempat ada sedikit perbedaan pandangan antara keduanya, namun berkat k3sabaran Narto dalam memberi pemahaman kepada istri, akhirnya berhasil dicapai kesepakatan. Dibuatlah skala prioritas, mana kebutuhan mendesak yang harus diselesaikan dan setelah itu baru memikirkan hal-hal yang bisa dibelanjakan sekalipun Narto tetap bersikukuh semua harus dalam batas kewajaran. Langkah pertama adalah melunasi semua utang-utang dan kawajiban, termasuk kebutuhan sekolah kedua anak mereka. Kedua menyisihkan sebagian dana untuk berinfak, karena kebetulan masjid di kampungnya sedang direnovasi. Baru setelah itu dipikirkan untuk memenuhi kebutuhan premier yang selama ini belum mampu dicukupi dan juga merencanakan bagaimana memanfaatkan dana yang ada untuk membuka usaha demi masa depan keluarga mereka. Tidak lupa Narto juga menyisihkan dana untuk naik haji dirinya bersama istri. Esok harinya, Narto mengajak sang istri ke bank, untuk mendaftar haji sekaligus melunasinya. Soal kapan jadwal keberangkatannya, Narto tidak mempersoalkan, karena dimaklumi panjangnya daftar urutan calon haji. Narto menyadari sebagai seorang perempuan tentu istrinya ingin tanpil lebih cantik. Karena itu, selesai dari bank mereka pergi ke toko emas. Namun Narto sudah wanti-wanti agar istrinya tidak memperlihatkannya secara mencolok perhiasannya, agar tidak menimbulkan bergunjingan para tetangga. Rasulullah Saw. berjalan melewati Sa’d yang sedang berwudu dan menegurnya,”Kenapa kamu boros memakai air?”. Sa’ad balik bertanya,”Apakah untuk wudu pun tidak boleh boros?”. Beliau Saw menjawab, ”Ya, tidak boleh boros meskipun kamu berwudu di sungai yang mengalir. (H.R. Ibnu Majah dan Ahmad) (Bersambung)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: admin_merapi

Tags

Rekomendasi

Terkini

Cerita misteri saat pentas malam pelepasan mahasiswa KKN

Sabtu, 13 September 2025 | 22:00 WIB
X