WARGA PANDEYAN LESTARIKAN BUDAYA - 1000 Ketupat Dikirab ‘Bakdo Kupat’

photo author
- Sabtu, 30 Juni 2018 | 06:16 WIB

-
MERAPI-ISTIMEWA
Gunungan ketupat yang disusun dari seribu ketupat dikirab dalam Kirab Bakdo Kupat Kampung Pandeyan. SEJAK diadakan tahun 2010, pasca Idul Fitri tahun ini Kirab Bakdo Kupat kembali digelar warga Pandeyan Umbulharjo baru-baru ini. Gunungan ketupat dan gunungan hasil bumi sayur-sayuran dikirab warga di ruas jalan sekitar Pandeyan. Ada sekitar seribu ketupat yang dibentuk gunungan dan dikirab. Bahkan beberapa ketupat diisi sejumlah uang. Kirab Budaya Bakdo Kupat yang ke delapan tersebut tetap berhasil menyita perhatian masyarakat. Gunungan ketupat dikirab mulai dari Jalan Veteran, Jalan Babaran, Jalan Batikan dan finish di Kampung Pandeyan. Kirab juga dimeriahkan dengan drum band, bregodo hingga barongsai. “Ketupat menjadi simbolisasi Bakdo Kupat karena ketupat atau kupat dimaknai lepat atau salah. Harapan segala lepat atau kesalahan bisa dimaafkan,” kata Ketua Panitia Bakdo Kupat Tahun 2018 Sumarni di sela kirab belum lama ini. Dia menuturkan gunungan ketupat yang disimbolkan sebagai gunungn kakung berupa susunan seribu ketupat. Sedangkan Gunungan Putri berupa sayur-sayuran. Usai kirab acara dilanjutkan dengan kenduri di halaman depan Masjid Ibrahim. Masyarakat berkumpul memanjatkan doa sekaligus makan bersama. “Beberapa kupat diisi dengan uang dengan nominal Rp 20.000 hingga Rp 100.000. Setelah didoakan oleh pemuka agama, gunungan menjadi rebutan warga,” terang Sumarni. Selain melestarikan budaya, Kirab Bakdo Kupat itu menjaga kebersamaan dan kerukunan warga dan lintas agama serta suku. Hal itu bisa ditunjukkan dari peserta kirab yang menampilkan barongsai salah satu seni khas dari Tionghoa. Sedangkan Bakdo Kupat adalah budaya umat Islam setelah Idul Fitri. “Maknanya untuk kebersamaan, tetap guyub rukun. Lintas agama juga ada, tidak ada perbedaan. Di kampung ini untuk kebersamaan itu bagus sekali,” imbuhnya. Rangkaian 'Bakdo Kupat' jugaa diawali dengan reresik kampung, bazar, pentas seni jathilan, dan pengajian serta jethik geni atau menyalakan api pertama untuk memasang uba rampe seperti ketupat dan lainnya. “Jethik geni ini sudah sangat jarang digelar," urai Wakil Ketua Panitia yang juga Sekretaris RW 03 Pandeyan, Muh Sujito. Menurutnya meski sudah delapan kalinya digelar, tidak menyurutkan antusiasme warga untuk ikut dalam Kirab Bakdo Kupat. Apalagi dalam kirab budaya juga menjadi momentum mengenalkan beragam potensi yang dimiliki Kampung Pandeyan yang juga sebagai kampung wisata. Misalnya tiga bregada yang selama ini menjadi ikon Pandeyan, yakni Bregada Lombok Abang, Bregada Lombok Ijo, dan Bregada Putri Kalinyamat. Sementara itu Camat Umbulharjo Mardjuki mengapresiasi acara tahunan tersebut. Ia menilai kegiatan Kirab Bakdo Kupat di Kampung Pandeyan wujud kepedulian masyarakat dalam melestariarkn tradisi. Ia juga menilai kegiatan tersebut sebagai bukti kekompakan warga Pandeyan. “Keseluruhan acara Bakdo Kupat melibatkan seluruh masyarakat Pandeyan mulai dari anak-anak hingga dewasa. Ini merupakan hal yang patut dibanggakan. Ini menjadi pengingat bahwa kita punya budaya Bakdo Kupat yang sudah kedelapan kita peringati. Satu momentum bagi kita sekalian untuk mengingat budaya kita, kirab budaya Bakdo Kupat ini, “ ucapnya. (Tri)  

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: admin_merapi

Tags

Rekomendasi

Terkini

Cerita misteri saat pentas malam pelepasan mahasiswa KKN

Sabtu, 13 September 2025 | 22:00 WIB
X