SONOPAKIS, PESANGGRAHAN ELOK YANG RATA TANAH (1) - Sri Sultan HB II, Raja yang Arsitek

photo author
- Sabtu, 23 Juni 2018 | 22:20 WIB

 
-
MERAPI-JB SANTOSO
Situs Pesanggrahan Rejowinangun yang arsitekturnya apik. Warga Yogyakarta tentu pernah mendengar nama Sonopakis, kampung yang terletak di bagian baratdaya Yogya, terbilang di kawasan pinggiran. Berbatasan dengan Kasihan. Secara adminsitratif Sonopakis memang masuk kecamatan itu, tepatnya berada di Kalurahan Ngestiharjo. SONOPAKIS, atau boleh juga ditulis Sanapakis, merupakan nama yang cukup dikenal bagi masyarakat Yogyakarta. Sebab di zaman dulu, di tempat ini terdapat bangunan indah berupa pesanggrahan milik Keraton Yogyakarta. Keindahanannya bisa dikata lengkap karena bangunan peristirahatan bangsawan Keraton Yogyakarta itu terletak di sisi timur patirtan Kalibayem. Dulu, Kalibayem merupakan telaga dengan air yang sangat jernih karena merupakan muara dari Kali Bedog yang berhulu di Gunung Merapi. Sonopakis merupakan salah satu dari belasan pesanggrahan milik Keraton Yogyakarta. Menurut sejarahnya dibangun pada masa pemerintahan Sri Sultan Hamengku Buwono II (HB II). Dengan demikian Pesanggrahan Sonopakis dibangun setelah lebih dulu berdiri Pesanggrahan Ambaketawang dan Taman Sari (keduanya dibangun Sri Sultan HB I), juga Pesanggrahan Goa Siluman dan Rejowinagun yang juga dibangun oleh raja sesudahnya, yakni Sri Sultan Hamengku Buwono II.
-
Pada masa pemerintahannya, Sri Sultan HB II dikenal sebagai Raja Pembangun Pesanggrahan. Sebagaimana bangunan pesanggrahan lain, Sonopakis juga dilengkapi dengan taman, kebun buah-buahan, sumber air dan kolam. Tempat ini tentu saja menjadi tempat peristirahatan yang amat nyaman bagi raja dan keluarganya. Sehauh-jauh mata memandang adalah kebun-kebun dan telaga indah. Sejak menjadi Putra Mahkota Kasultanan Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono II memang dikenal sangat menyukai dan membangun pesanggrahan. Selama periode sebagai Putra Mahkota (1765 M-1792 M) sudah mulai membangun beberapa pesanggrahan, yaitu Pesanggrahan Rejowinangun, Purworejo, Pelem Sewu dan Reja Kusuma. Berdasar beberapa sumber, di antaranya Tidjschriff voor Nedherlandsch Indie tulisan JF Walrofen van Nes tahun 1884, Babad Momana serta Serat Rerenggan dijelaskan bahwa pesanggrahan yang terbilang legendaris yang dibangunnya adalah Pesanggrahan Rejowinangun. (dari berbagai sumber)- (JB Santoso)  

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: admin_merapi

Tags

Rekomendasi

Terkini

Cerita misteri saat pentas malam pelepasan mahasiswa KKN

Sabtu, 13 September 2025 | 22:00 WIB
X