-
MERAPI-JB SANTOSO
Pagelaran wayang kulit, selalu diiringi gamelan.
Alunan musik gamelan Jawa disebut dengan karawitan. Istilah ini digunakan untuk menyebutkan alunan musik gamelan yang halus. Seni karawitan yang menggunakan instrumen gamelan terdapat pada seni tari dan seni suara khas Jawa, seperti dilantunan sinden, bawa, gerong, sendon dan celuk.
BISA dibilang, setiap pertunjukan seni pedalangan selalu diiringi dengan gamelan. Seni pedalangan amat beragam, terdiri dari wayang kulit, wayang golek, wayang gedog, wayang klithik, wayang beber, wayang suluh dan wayang wahyu.
Sementara seni tari tradisional Jawa juga selalu diiringi dengan karawitan. Seni tari itu semisal tari srimpi, bedaya, golek, wireng dan tari pethilan.
Seni gamelan Jawa tidak hanya dimainkan untuk mengiringi seni suara, seni tari, dan atraksi wayang, namun juga pada acara resmi kerajaan di keraton. Alunan musik gamelan selalu dijadikan pengiring berbagai kegiatan di istana.
-
Perkembangan dan pengembangan perangkat gamelan menjadi semakin meningkat dan beragam baik kualitas maupun kuantitasnya. Seperti instrumen dan permainan musik dari luar dunia gamelan, seperti terompet, drum-set, keyboard dan lain-lain.
Bagi masyarakat Jawa, perangkat gamelan dalam seni karawitan mempunyai fungsi estetika yang berkaitan dengan nilai-nilai sosial, moral dan spiritual. Sebagai bangsa yang memiliki kultur budaya Jawa, kita harus bangga memiliki alat kesenian tradisional gamelan.
Keagungan gamelan sudah jelas ada. Dunia pun mengakui bahwa gamelan adalah alat musik tradisional Timur yang dapat mengimbangi alat musik Barat yang serba besar. Di dalam suasana bagaimana pun suara gamelan mendapat tempat di hati masyarakat.
Gamelan dapat digunakan untuk mendidik rasa keindahan seseorang. Orang yang biasa berkecimpung dalam dunia karawitan, rasa kesetiakawanan tumbuh karena dalam kegiatannya mereka dituntut untuk bekerjasama dengan baik agar medapat lantunan suara gamelan yang merdu dan indah. Mereka biasanya bertegur secara halus, tingkah lakunya santun. Semua itu karena jiwa seseorang menjadi sehalus gendhing-gendhing. (JB Santoso)
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.
Editor: admin_merapi