GAMELAN, REFLEKSI HARMONI KEHIDUPAN JAWA (7) - Kendhang Berfungsi Pengatur Irama

photo author
- Minggu, 20 Mei 2018 | 15:46 WIB

-
MERAPI-JB SANTOSO
Seprangkat kendhang, pemainnya harus paham budaya Jawa. Gamelan berkembang pesat di zaman Majapahit, kemudian menyebar ke beberapa daerah disekitar Jawa, seperti Bali dan Sunda. Tetapi gamelan Jawa Tengah memiliki ciri nada yang lembut. Sedangkan gamelan Bali cenderung rancak dan gamelan Sunda biasanya mendayu-dayu. GAMELAN Jawa pada umumnya dipakai untuk mengiringi sebuah kesenian seperti wayang kulit dan pertunjukan tari. Hingga pada sekarang ini gamelan mampu berdiri sendiri sebagai sebuah pertunjukan alat musik yang banyak diminati. Selain itu, agar lebih lengkap lagi, kemudian diiringi oleh sinden. Pertunjukan alat musik gamelan biasanya berlangsung pada acara resmi di keraton, misalnya pada saat sehari sebelum diadakannya sekaten. Selain itu gamelan juga digunakan untuk mengiringi sebuah acara pernikahan yang diadakan oleh keluarga keraton dan juga awam. Beberapa instrument lain dalam perangkat gamelan adalah kendhang, demung, saron, peking, kempul, bonang, slenthem, kethuk, kenong, gender, gambang, rebab, suling dan siter. Kendhang berfungsi utama untuk mengatur irama. Kendhang ini dibunyikan dengan tangan, tanpa alat bantu. Jenis kendhang yang kecil disebut ketipung, yang menengah disebut kendhang ciblon/kebar. Pasangan ketipung ada satu lagi bernama kendhang gedhe biasa disebut kendhang kalih. Tapi dalam pertunjukkan wayang kulit, kendhang sering dilengkapi dengan drum musik modern. Kendhang kalih dimainkan pada lagu atau gendhing yang berkarakter halus seperti ketawang, gendhing kethuk kalih, dan ladrang irama dadi. Bisa juga dimainkan cepat pada pembukaan lagu jenis lancaran, ladrang irama tanggung. Untuk bermain kendhang, dibutuhkan orang yang sangat mendalami budaya Jawa, dan dimainkan dengan perasaan naluri si pemain, tentu saja dengan aturan-aturan yang ada. Demung, saron dan peking merupakan tabuhan berbentuk bilahan dengan enam atau tujuh bilah (satu oktaf ) ditumpangkan pada bingkai kayu yang juga berfungsi sebagai resonator. Demung (paling besar), saron (sedang) dan peking (paling kecil). (JB Santoso)  

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: admin_merapi

Tags

Rekomendasi

Terkini

Cerita misteri saat pentas malam pelepasan mahasiswa KKN

Sabtu, 13 September 2025 | 22:00 WIB
X