GAMELAN, REFLEKSI HARMONI KEHIDUPAN JAWA (6) - Gong, Menandai Akhir Permainan

photo author
- Sabtu, 19 Mei 2018 | 17:05 WIB

-
MERAPI-JB SANTOSO – Seperangkat gong ageng yang digantung Masyarakat Jawa meyakini bahwa alat musik gamelan diciptakan oleh Sang Hyang Era Saka (Hyang Guru). Sang Hyang Era Saka dipercaya sebagai dewa yang menguasai seluruh Tanah Jawa dengan istananya di Gunung Mahendra (sekitar Gunung Lawu), daerah Medang Kamulan. Alat musik gamelan yang pertama kali diciptakan Sang Hyang Guru adalah gong, yang pada saat itu digunakan untuk memanggil para dewa. Kemudian diciptakan juga beberapa alat musik pengiring untuk menyampaikan pesan yang bersifat khusus. Hingga akhirnya terciptalah alat musik gamelan dengan lengkap yang sama seperti saat ini. Pada saat ini, gong menandai permulaan dan akhiran gendhing dan memberi rasa keseimbangan setelah berlalunya kalimat lagu gendhing yang panjang. Gong sangat penting untuk menandai berakhirnya satuan kelompok dasar lagu, sehingga kelompok itu sendiri (yaitu kalimat lagu di antara dua tabuhan gong) dinamakan gongan. Kata gong khususnya menunjuk pada gong gantung berposisi vertikal, berukuran besar atau sedang, ditabuh di tengah-tengah bundarannya (pencu) dengan tabuh bundar berlapis kain. Berfungsi sebagai tanda permulaan dan akhiran gendhing. Dalam istilah ini gong bisa di jeniskan menjadi dua yakni gong ageng dan gong suwukan.
-
Gong ageng berupa gong gantung dengan ukuran besar, ditabuh untuk menandai permulaan dan akhiran kelompok dasar lagu (gongan) gendhing. Sementara gong suwukan adalah gong gantung berukuran sedang, ditabuh untuk menandai akhiran gendhing yang berstruktur pendek, seperti lancaran, srepegan, dan sampak. Selain itu gamelan Jawa berkembang pesat di zaman kerayaan Majapahit. Bahkan pada saat itu dapat menyebar ke beberapa daerah disekitar Jawa, seperti Bali dan Sunda. Akan tetapi gamelan yang terdapat di Jawa Tengah berbeda dengan gamelan dari Bali dan Sunda. Gamelan Jawa biasanya memiliki ciri khas yang berbeda, yaitu dengan nada yang lembut. Sedangkan gamelan Bali lebih cenderung rancak dan gamelan Sunda biasanya terdengar lebih mendayu karena lebih didominasi dengan alat musik seruling. (JB Santoso)  

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: admin_merapi

Tags

Rekomendasi

Terkini

Cerita misteri saat pentas malam pelepasan mahasiswa KKN

Sabtu, 13 September 2025 | 22:00 WIB
X