GAMELAN, REFLEKSI HARMONI KEHIDUPAN JAWA (4) - Berawal dari Gong, Pemanggil Dewa

photo author
- Sabtu, 12 Mei 2018 | 16:17 WIB

-
MERAPI-JB SANTOSO
Gong, cikal bakal perangkat gamelan masa kini. Gamelan pada mulanya hanya terdiri atas satu buah gong besar saja. Seiring perjalanan waktu dari satu buah gong besar kemudian ditambah dengan gong-gong yang ukurannya lebih kecil dengan berbagai macam bentuk termasuk seperti apa yang bisa kita lihat sekarang. MENURUT kepercayaan Jawa, gamelan diciptakan oleh dewa yang menguasai daratan Jawa yaitu Sang Hyang Guru yang mendiami Gunung Mahendra atau saat ini lebih terkenal dengan sebutan Gunung Lawu. Jadi, pada zaman dahulu gamelan tersebut dibuat dan digunakan untuk berkomunikasi dan untuk memanggil dewa-dewa laina. Akan tetapi agar bisa menyampaikan pesan yang lebih khusus akhirnya dibuatlah 2 macam gong yang menjadi cikal bakal gamelan secara umum seperti saat ini. Gamelan sendiri termasuk dalam jenis musik ansamble yang dimainkan secara bersama-sama dengan alat musik lain untuk menciptakan alunan suara yang indah dan merdu. Alat musik gamelan ini juga dipahatkan pada relief Candi Borobudur. Selain bonang alat musik dalam gamelan Jawa yang paling sering dijumpai dan kerap digunakan secara solo adalah saron. Berbentuk bilahan dengan enam atau tujuh bilah (satu oktaf atau satu oktaf dan satu nada) ditumpangkan pada bingkai kayu yang juga berfungsi sebagai resonator.
-
Saron ditabuh dengan tabuh dibuat dari kayu atau tanduk (yang akhir ini untuk peking). Saron sendiri terbagi menjadi tiga jenis sesuai ukuran dan fungsi masing-masing. Yakni saron demung, saron barung dan saron peking. Saron demung berupa instrumen berukuran besar dan beroktaf tengah, memainkan balungan gendhing dalam wilayahnya yang terbatas. Satu perangkat gamelan mempunyai satu atau dua demung. Ada juga gamelan di kraton yang mempunyai lebih dari dua demung. Kemudian saron barung, berukuran sedang dan beroktaf tinggi, juga memainkan balungan dalam wilayahnya yang terbatas. Suatu perangkat gamelan bisa mempunyai saron wayangan yang berbilah sembilan. Saron ini dimainkan khususnya untuk ansambel mengiringi pertunjukan wayang. Seperti demung, saron barung memainkan balungan dalam wilayahnya yang terbatas. Pada teknik tabuhan imbal-imbalan, dua saron memainkan lagu jalin menjalin yang bertempo cepat. Seperangkat gamelan mempunyai dua saron, tetapi ada gamelan yang mempunyai lebih dan dua saron. (JB Santoso)  

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: admin_merapi

Tags

Rekomendasi

Terkini

Cerita misteri saat pentas malam pelepasan mahasiswa KKN

Sabtu, 13 September 2025 | 22:00 WIB
X