-
Para jin jahat haus darah ini punya beragam cara dalam mencari korbannya. Kata Ghaida, umumnya, dengan menipu pandangan calon korbannya. Misalnya, tiba-tiba saja jalan menjadi bercabang, tiba-tiba saja ada penyeberang jalan, atau berbuat usil membuat alat kemudi tak berfungsi.
“TUJUANNYA hanya satu. Si pengendara jadi celaka dan meninggal,” kata Ghaida, bocah indigo yang memiliki kemampuan sejak lahir ini.
Toh begitu, Ghaida meyakini, bahwa tak sembarang orang yang bisa dijadikan tumbal para jin jahat jalur Deandels. Hanya mereka yang berperilaku tak baik, yang pantas dijadikan tumbal. Berperilaku tak baik ini, kata Ghaida, bisa dimaknai negatif. Mereka, suka berbuat maksiat.
Ghaida mencontohkan, jika orang tersebut secara spiritual (keimanan) nol, suka judi, minum-minuman keras, main perempuan, serta perbuatan negatif lainnya, maka orang-orang dengan jenis itulah yang akan dijadikan tumbal.
Namun sebaliknya. Jika orang tersebut secara spiritual (keimanan) ada, tak pernah melakukan perbuatan yang dilarang agama (maksiat), serta selalu berdoa dan ingat kepada Tuhan, maka dia akan selamat.
Sebagai jalur di pesisir selatan, keberadaan jalan Deandels memang rawan sejak dulu. Situasinya yang sepi, menjadikan daerah ini menjadi jalur operasi para begal. Tak sembarang orang berani melintasi jalan Deandels.
-
MERAPI-SUJONO
Mobil ringsek setelah tabrakan di Jalan Deandels.
Secara fisik, jalan Deandels dulu dengan sekarang jauh berbeda, meski dari sisi kerawanannya, tak jauh beda. Hanya saja, kerawanan saat ini, karena sering terjadinya kecelakaan maut di sepanjang jalan ini.
Dari jalan sepanjang 130-an kilometer tersebut ada jalur yang bisa dibilang paling rawan. Yakni dari jembatan Congot (Kulonprogo) di sebelah timur, hingga ke barat sampai jembatan sungai Wawar, yang merupakan perbatasan Purworejo - Mirit (Kebumen), dengan panjang mencapai 40 km, dikenal sebagai jalur maut.
Dari pantauan Ghaida, ada beberapa bagian tempat yang diyakininya sangat angker atau rawan. Salah satunya, perempatan Wonoroto. Di lokasi yang banyak penjual buahnya ini, penuh jin yang menunggu mangsa. Tak hanya jin pesugihan, namun ada juga makhluk gaib yang dendam kepada manusia, karena kerajaannya dihancurkan manusia.
“Selalu kulo nuwun atau minta ijin saat melewati jalan Deandles, berdoa, dan jangan melamun. Insya Allah akan aman,” pesan Ghaida, yang juga anggota kehormatan Basarnas Yogyakarta ini. (Sujono/Jbo)
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.
Editor: admin_merapi