-
Perempatan Wonoroto dulu dinilai paling rawan. Meski disebut jalan Deandels, namun tidak dibangun, atau tidak ada hubungannya dengan nama Herman William Deandels, Gubernur Hindia Belanda era 1808-1811, yang memrakarsai pembangunan jalan dari Anyer sampai Panarukan di pesisir utara pulau Jawa. Keduanya dari dua masa berbeda. DEANDELS yang ada hubungannya dengan jalan Deandels di pesisir selatan pulau Jawa ini, ternyata AD Deandels, seorang asisten residen di wilayah Petanahan (ada yang menyebutnya di Ambal), pada tahun 1838.Diduga, karena jalan tersebut melewati Petanahan, maka dikenal dengan jalan Deandels. AD Deandels sendiri, merupakan pembantu residen. Residen, adalah jabatan untuk menyebut pemimpin karesidenan, wilayah administratif pada masa kolonial yang menaungi beberapa kabupaten dan bertanggungjawab pada Gubernur Jendral Hindia Belanda. Dia membawahi sejumlah daerah di Purworejo dan Kebumen. “Sesudah tanah Bagelen dan pejabatnya dikuasai Kompeni Belanda, terbit SK tanggal 18 Desember 1830, tentang pembentukan Karesidenan Bagelen,” jelas Atas. Karena daerah Bagelen dikenal sebagai daerah rawan, maka dalam susunan pemerintahannya, berbeda dengan karesidenan lainnya. Residen Bagelen, kata Atas, berkedudukan di Brengkelan.
-