JALUR DEANDELS MEMBELAH KAWASAN PURWOREJO (1) - Sejak Dulu Dikenal Jalur Rawan

photo author
- Sabtu, 21 April 2018 | 21:57 WIB

-
MERAPI-SUJONO
Banyak jin jahat di banyak pepohonan Jalan Daendels. Belakangan, keberadaan jalur Deandels sempat jadi bahan perbincangan. Itu dikarenakan, di jalan ini sering terjadi kecelakaan lalu lintas, hingga menyebabkan korban meninggal dunia. Benarkah semua itu ada kaitannya dengan hal-hal bersifat mistis? YANG disebut dengan jalur Deandels ini, merupakan jalur alternatif di pesisir selatan pulau Jawa, yang memanjang dari Kabupaten Bantul, Yogyakarta, hingga Kabupaten Cilacap, dengan panjang sekitar 130 km. Jalur Deandels melewati wilayah Kabupaten Kulonprogo, kemudian mengiris Purworejo dan Kebumen. Jalur (jalan) ini, sangat membantu mengurai kemacetan di jalur utama (tengah), terutama pada saat ramai, seperti liburan, maupun arus mudik hari raya, baik Lebaran, Natal maupun Tahun Baru. Seiring dengan rencana pemerintah yang akan membangun bandara internasional di wilayah Temon, Kulonprogo, jalur Deandels terus diperbaiki dan diperlebar. Jalan ini, sekarang terlihat mulus bagai jalan tol. Tidak heran, kian hari, arus lalu lintas di jalur Deandels makin padat, terutama pada hari-hari tertentu. Kelak tentu saja bukan lagi merupakan jalan arteri atau alternative, melainkan bisa menjadi jalan utama. Peningkatan kermaiannya ini menjadikan jalan Deandels rawan kecelakaan.
-
Jalur (jalan) Deandels, memang sejak dulu dikenal sebagai jalur yang rawan. Daerahnya yang sepi, menjadikan banyak terjadi perampokan pada masa lalu. Menurut Atas Danu Subroto (60), budayawan, penulis, dan ahli sejarah dari Purwodadi, Purworejo, bahwa jalan yang disebut dengan jalan Deandels tersebut, sudah ada sejak ratusan tahun silam, tepatnya pada masa pemerintahan kerajaan Mataram dibawah kekuasaan Sultan Agung Hanyokrokusumo, tahun 1613-1645. “Sering disebut sebagai jalur upeti negara di bawah kekuasaan Mataram. Dibangun dari Bantul hingga Cilacap, yang berfungsi untuk jalur penghubung daerah-daerah dibawah kekuasaan Mataram,” jelas Atas. Atas mengingatkan, meski disebut dengan jalan Deandels, namun jalan Deandels yang ada di pesisir selatan pulau Jawa itu tidak dibangun, atau tidak ada hubungannya dengan nama Herman William Deandels, Gubernur Hindia Belanda era 1808-1811, yang memrakarsai pembangunan jalan dari Anyer sampai Panarukan di pesisir utara pulau Jawa. “Untuk sekedar diketahui, ada dua nama Deandels dalam hal ini. Keduanya dari dua masa yang berbeda,” ungkap Atas. (Sujono/Jbo)  

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: admin_merapi

Tags

Rekomendasi

Terkini

Cerita misteri saat pentas malam pelepasan mahasiswa KKN

Sabtu, 13 September 2025 | 22:00 WIB
X