JALUR DEANDELS MEMBELAH KAWASAN PURWOREJO (2), Pernah Dikuasai para Begal

photo author
- Senin, 15 Januari 2018 | 04:12 WIB
JALUR DEANDELS MEMBELAH KAWASAN PURWOREJO (2)
JALUR DEANDELS MEMBELAH KAWASAN PURWOREJO (2)

-
Perempatan Wonoroto dulu dinilai paling rawan.

MESKI disebut jalan Deandels, namun tidak dibangun, atau tidak ada hubungannya dengan nama Herman William Deandels, Gubernur Hindia Belanda era 1808-1811, yang memrakarsai pembangunan jalan dari Anyer sampai Panarukan di pesisir utara pulau Jawa. Keduanya dari dua masa berbeda.

Daendels yang ada hubungannya dengan jalan Deandels di pesisir selatan pulau Jawa ini, ternyata AD Deandels, seorang asisten residen di wilayah Petanahan (ada yang menyebutnya di Ambal), pada tahun 1838.Diduga, karena jalan tersebut melewati Petanahan, maka dikenal dengan jalan Deandels.

AD Deandels sendiri, merupakan pembantu residen. Residen, adalah jabatan untuk menyebut pemimpin karesidenan, wilayah administratif pada masa kolonial yang menaungi beberapa kabupaten dan bertanggungjawab pada Gubernur Jendral Hindia Belanda. Dia membawahi sejumlah daerah di Purworejo dan Kebumen.

“Sesudah tanah Bagelen dan pejabatnya dikuasai Kompeni Belanda, terbit SK tanggal 18 Desember 1830, tentang pembentukan Karesidenan Bagelen,” jelas Atas.

Karena daerah Bagelen dikenal sebagai daerah rawan, maka dalam susunan pemerintahannya, berbeda dengan karesidenan lainnya. Residen Bagelen, kata Atas, berkedudukan di Brengkelan.

Dan kepada residen ini, diperbantukan dua asisten residen, yang berkedudukan di Petanahan dan Ungaran. Disamping itu, juga seorang Komis Ontvanger dan seorang sekertaris Landraad. “Karesidenan Bagelan dihapus 1 Agustus 1901, dan wilayahnya digabungkan dengan Karesidenan Kedu,” jelas Atas, mengulas sedikit tentang keberadaan A.D. Deandels.

Sebagai jalur di pesisir selatan, kata Atas, keberadaan jalan Deandels memang rawan sejak dulu. Situasinya yang sepi, menjadikan daerah ini menjadi jalur operasi para begal. Tak sembarang orang berani melintasi jalan Deandels.

Secara fisik, jalan Deandels dulu dengan sekarang jauh berbeda, meski dari sisi kerawanannya, tak jauh beda. Hanya saja, kerawanan saat ini, karena sering terjadinya kecelakaan maut di sepanjang jalan ini.

Dari jalan sepanjang 130 an km tersebut, pada jalur dari jembatan Congot (Kulonprogo) di sebelah timur, hingga ke barat sampai jembatan sungai Wawar, yang merupakan perbatasan Purworejo - Mirit (Kebumen), dengan panjang mencapai 40 km, dikenal sebagai jalur maut. (Sujono/Jbo)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Administrator

Rekomendasi

Terkini

Cerita misteri saat pentas malam pelepasan mahasiswa KKN

Sabtu, 13 September 2025 | 22:00 WIB
X