CERITA MISTERI - Tidak Kerasan di Rumah Wewe

photo author
- Selasa, 12 Desember 2017 | 11:30 WIB
Tidak Kerasan di Rumah Wewe
Tidak Kerasan di Rumah Wewe

-
Tidak Kerasan di Rumah Wewe

KALAU ada wanita ngore-ore atau mangacak-acak rambut, maka ada orang mengatakan, “kowe kaya wewe! atau kamu seperti wewe. Barangkali seperti itulah tampilan wewe yang penampakannya dilihat orang.

Selain rambutnya awut-awutan, wajah wewe juga terlihat pucat. Kalau ada yang melihat penampakannya, orang pasti terbirit-irit lari. Tetapi tidak demikian dengan Ranti (bukan nama sebenarnya), gadis lulusan SMP yang tinggal di Penggung dan mengaku pernah digondol wewe.

Di desanya, Ranti terbilang gadis yang maju karena teman-teman sebayanya rata-rata lulusan sekolah dasar. Kondisi saat itu memang sangat berbeda dengan zaman sekarang, yang rata-rata punya ijazah sekolah lanjutan atas atau bahkan selesai melanjutkan di perguruan tinggi.

Setelah pulang sekolah, Ranti suka membantu orangtuanya bekerja di sawah. Pada masanya menanam padi, dia juga bisa tandur atau menanam padi. Sawah orangtuanya memang luas, maka untuk menggarapnya, orangtuanya memperkerjakan 3 orang tetangganya. Dia juga sering membantu matun atau membersihkan rumput (gulma) di tengah sawah. Bahkan juga derep atau memanen padi dengan menggunakan ani-ani.

Selain membantu ibunya dia juga aktif dalam kegiatan di desanya, terutama yang dilakukan kaum perempuan. Kalau ada lomba mengolah makanan, misalnya, dia ditunjuk mewakili kampungnya. Ranti juga aktif berolah raga.

Pada suatu pagi ketika berolah raga, di jalan dia ditepuk punggungnya oleh Bu Rini (nama samaran) tetangganya. “Rin, ayo ikut aku…,” ajak Bu Rini. Ranti pun mengikutinya, seperti dihipnotis Ranti mengikuti segala perintah Bu Ranti. Perjalanan yang dilakukannya terasa cukup jauh, dengan menyeberang Sungai Bogowonto segala.

Kemudian dia sampai di rumah sangat besar dan mewah. Waktu Bu Rini datang, pintu gerbangnya seperti membuka sendiri. Pembantu-pembantunya berjajar menyambutnya sambil bernyanyi riang. Mereka berkata bersama, “selama datang, Bu. Selamat datang teman baruku…”

Pada siang harinya Ranti diajak makan bersama. Di meja makan tersedia makanan lezat. Teman-teman sebayanya makan dengan lahap. Ranti yang terbiasa berdoa sebelum makan, tiba-tiba melihat makanan-makanan yang semula terlihat enak dan lezat itu berubah menjadi menjijikkan.

Terang saja Ranti menolak untuk makan tlethong sapi, inthil wedhus, sup bekicot dan sebagainya. Karena tidak mau makan, Bu Ranti marah besar. “Seret anak itu keluar dan lempar ke rumahnya!” Ranti lalu dipegang beramai-ramai lalu dilemparkan keluar pintu.

Bluk! Ranti ditemukan orangtuanya tergeletak di bawah pohon pisang di belakang rumahnya. Orangtuanya amat senang menemukan Ranti yang telah dinyatakan hilang beberapa hari. (Drs Subagyo/Jbo)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Administrator

Rekomendasi

Terkini

Cerita misteri saat pentas malam pelepasan mahasiswa KKN

Sabtu, 13 September 2025 | 22:00 WIB
X