Anak Dikenalkan Dolanan Khas Sekaten

photo author
- Senin, 27 November 2017 | 09:10 WIB
Anak-anak asyik bermain dolanan balapan perahu othok-othok dalam kegiatan dolanan neng Festival Sekaten
Anak-anak asyik bermain dolanan balapan perahu othok-othok dalam kegiatan dolanan neng Festival Sekaten

-
Anak-anak asyik bermain dolanan balapan perahu othok-othok dalam kegiatan dolanan neng Festival Sekaten

GONDOMANAN (MERAPI) - Perayaan Sekaten di Alun-alun Utara Yogyakarta tahun ini tidak hanya identik dengan pasar malam. Permainan atau dolanan anak khas Sekaten juga ditampilkan dengan melibatkan anak-anak sekolah dasar sekitar.

“Kegiatan ini adalah media untuk membangun karakter anak. Kami mendorong agar permainan anak ini menjadi perhatian kita kembali karena kita sedang dihadapkan pada kondisi dimana anak lebih senang bermain secara individu,” kata Wakil Walikota Yogyakarta Heroe Poerwadi saat membuka kegiatan <I>dolanan ning Festival Sekaten<P>, Sabtu (25/11).

Menurutnya, pengenalan dolanan anak perlu dilakukan karena banyak generasi sekarang yang tidak mengetahui permainan itu. Kondisi itu dipengaruhi lantaran anak-anak lebih tertarik dengan permainan pada gawai. Terbukti kini tidak banyak terlihat aktvitas anak-anak bermain dolanan anak secara kolektif.

“Dengan mengenalkan kembali dolanan anak bisa mengajak anak-anak bersosialisasi dan bermain secara kolektif. Dolanan anak memiliki ajaran dan nilai-nilai semangat gotong royong, kerja sama, sportivitas, kecerdasan, kecerdikan dan sosialiasi yang kuat,” paparnya.

Dalam kegiatan itu, anak-anak bermain dengan berbagai jenis dolanan yakni boy-boynan, kelerang, gangsing bambu, lompat tali, engrang, permainan pecut, gobak sodor, congklak, bakiak, bekel dan dakon. Permainan khas setiap perayaan Sekaten juga ditampilkan yakni perahu otok-otok yang dikemas dengan balapan kapal othok-othok.

Selain memainkan dolanan anak, mereka juga dikenalkan dengan sederet panganan tradisional khas Sekaten seperti nasi gurih dan telor merah (endog abang). Kepala Bidang Taman Pintar Yogyakarta Afia Rosdiana menambahkan, kegiatan itu untuk menghidupkan kembali nuansa perayaan Sekaten yang mulai memudar.

“Pengenalan panganan ini perlu dilakukan kepada anak-anak maupun masyarakat, agar mengenal makanan tradisional serta makna dan nilai di dalamnya. Makanya kegiatan ini juag menampilkan pembacaan riwayat tentang makanan khas Sekaten nasi gurih dan telor merah,” ucap Afi. (Tri)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Administrator

Rekomendasi

Terkini

Cerita misteri saat pentas malam pelepasan mahasiswa KKN

Sabtu, 13 September 2025 | 22:00 WIB
X