"Iku, iku, iku! iku setan goblok! (Itu, itu, itu! Itu setan, bodoh)," Riski terus menunjuk kepala perempuan yang dilihatnya.
Tapi, Koco semakin bingung, ia melihat ke arah tanah, tempat yang ditunjuk Riski.
Tidak ada kepala perempuan seperti yang ada dalam penglihatan Riski.
Riski sudah dibutakan sesuatu, gaib di gunung yang sedang mereka daki.
"Iku, ndase cah wedok, aduh, mati kui cahe (Itu, kepala perempuan, aduh, mati itu orangnya)," teriak Riski.
Riski kemudian melihat Lika, yang juga bingung, kemudian menyapu pandang pada Andris.
Nah, saat itulah, di belakang Andris, Riski melihat nenek tua menyeringai.
Sambil berkata, "Cah wangi, wes onok sing nduwe, melu si mbah yok, ojok munggah maneh, ning nduwur bahaya (Anak wangi, sudah ada yang punya, ikut nenek saja, jangan naik lagi, di atas bahaya),"
Wanita tua itu kemudian menempelkan jari berkuku panjang hitam itu ke mulutnya.
Ia berjaan di belakang Priyo dan yang lain, tapi mereka seolah tidak merasakan.
Semua keganjilan ini, hanya Riski yang merasakan, dan apakah ini pertanda ia sedang diincar?
Riski semakin kalut, takut setengah mati, dan tanpa pikir panjang, ia berlari pergi dari tempat itu.***