Sampai jam 24.00 WIB malam Selasa Kliwon belum ada yang menjumpainya.
Akhirnya Ngadi tertidur, tidak antara lama Ia bermimpi didatangi wanita yang berpakaian putih, memakai cadar, mengenakan ikat pinggang merah, tangannya memegang kipas.
Baca Juga: Misteri gedung sekolah di bekas tanah Mbah Min itu ternyata pintu gerbang keluar masuk lelembut
Wanita itu bilang : “Di kalau tidak punya uang angkatlah genuk (tempat beras) di kamar belakang di bawahnya ada rezeki ambilah”.
Ngadi terbangun suara orang yang berpakaian putih itu seperti suara ibunya yang telah meninggal 3 tahun yang lalu, tetapi rupanya berbeda sekali.
Ngadi agaknya kurang percaya apa yang dikatakan wanita dalam mimpinya itu.
Ia mengajak ayahnya untuk mengangkat genuk itu.
Astaga di bawah genuk itu memang ada kotak kecil dari kayu.
Kemudian kotak itu dibuka ada emas beserta suratnya dari toko emas tersebut beratnya ada 15 gram.
Ayahnya lalu ingat bahwa emas itu kiriman dari putra sulungnya yang merantau di luar Jawa.
Oleh ibunya Ngadi emas itu disimpan di bawah genuk dan tempat itu jarang disentuh jadi wajar kalau ayahnya punya emas itu.
Ngadi merasa senang dan emas tersebut dibawa ke toko emas dan dijual.
Siapa yang berbusana putih itu Ngadi tidak tahu hanya suaranya Ngadi masih ingat itu suara ibunya.
Dengan dijualnya emas tersebut maka beaya untuk memperingati 1000 hari meninggalnya ibunya Ngadi telah tercukupi bahkan masih ada sisa.