Setelah beberapa saat kemudian baterainya penuh, ia pun mencabut charger ponselnya dari colokan.
Colokan itu terletak di samping kursi yang diduduki sosok itu.
Betapa terkejutnya dia saat melihat sosok itu sudah tidak ada.
Dia clingak - clinguk memperhatikan sekitarnya, sunyi.
Di ruangan itu cuma dia sendiri. "Ke mana perginya bapak itu?" batinnya sambil melangkah kembali ke ruang ICU.
Tiba-tiba ia tersadar. Ruang tunggu itu terletak di sudut.
Untuk menuju ruang tunggu itu hanya ada satu-satunya jalan akses.
Siapa pun yang menuju ke ruang itu pasti terlihat olehnya, karena tempat duduknya menghadap ke lorong itu.
"Wah, jangan-jangan ..." Bulu kuduknya berdiri. - Semua nama samaran - (Seperti dikisahkan Hendro Wibowo di Koran Merapi) *