HARIAN MERAPI - Kumpulan cerita horor dan misteri, diikuti kuntilanak Kerkof Temanggung.
Ibu memberikan Dinglo (seperti laos tapi baunya tidak enak, konon demit tdk suka dengan bau tanaman ini).
Aku dan mas Pri beranjak dari rumah mas Ketut.
Aku diantar pulang ke kost numpang tidur di kamar Monic, karena saat itu hanya ada Monic di kost.
Ke kamar mandi pun aku ditemani Monic. Malam itu Monic benar-benar jadi pahlawanku.
Waktu sudah menunjukkan jam 1 malam, aku belum bisa tidur.
Beberapa menit mataku mulai mau tertutup, tiba-tiba "brak" pintu kamar seperti ditendang, dan seketika itu juga ada suara kain diseret.
Audzubillahiminzalik, jantungku seperti berhenti, keringat dingin mulai keluar.
Monic kubangunkan tapi sama sekali tidak bergerak.
Baca Juga: Diikuti kuntilanak dari Kerkof Temanggung 2: Marah besar karena sempat diusir oleh Kyai
Aku terus melapalkan ayat-ayat pendek, suara kain diseret itu lambat laun hilang, namun sekali lagi "braak" aku berusaha membangunkan Monic, bukanya Monic bangun tapi dia seperti bukan Monic.
Mon, Mon bangun. “Ihihihihi, hikhik, Monic bukannya bangun tapi malah tertawa dan kemudian menangis, matanya masih tertutup.
Aku semakin panik, keringat dinginku mengucur, asmaku pun kumat, aku bingung yang mana harus didahulukan antara membangunkan Monic dan mencari obat semprotan asmaku di tas.
Aku putuskan membangunkan Monic, pelan-pelan Monic bangun.