Dia memakai helm hitam dengan kaca warna gelap mengenakan jaket tebal, celana jeans dan bersepatu hitam.
“Mas, aku sengaja menghadangmu di sini,” kata wanita tadi.
Nondy tidak pangling, wanita itu Estiani (nama disamarkan) istrinya.
“Siapa yang mengantarmu ke sini?” tanya Nondy heran.
Baca Juga: Cerita horor roh gentayangan 2: setan masih kerasan meski dukun Ki Suro Dungdeng sudah meninggal
“Dik Jarot (nama samaran),” jawabnya singkat.
Nondy maklum. Jarot adiknya juga anggota komunitas moge. Cuma, dalam tour kali ini dia tidak ikut karena sibuk dengan pekerjaannya.
“Sudah selesai kamu membantu pekerjaan Jarot?”
“Sudah. Makanya aku segera diantar menyusul.”
Konvoi moge itu segera meluncur ke JOgja.
Mereka akan menginap semalam di Hotel Candrika (nama disamarkan) dan esok harinya akan melanjutkan perjalanan ke Surabaya.
Sepertinya Estiani sudah mengerti acaranya malam itu.
begitu tiba di Hotel Candrika, ia segera menuju ke kamar nomor 37 sesuai dengan undian yang diterima Nondy dari panitia peyelenggara.
Lelaki bertubuh tegap itu hanya bisa memandangi kepergian isterinya, karena dia sendiri sedang mengikuti briefing dari panitia penyelennggara.
