Baca Juga: Kakek yang Sudah Meninggal Dunia, Pulang untuk Menimang Cucunya
Seratus meter lagi Samsuri akan sampai di bulak Bajul Mati. Jempol tangan kanannya sudah siap akan memencet tombol klakson.
Tidak sampai satu menit sepedamotornya sudah sampai di bawah pohon randu alas.
Tombol klakson pun dia pencet kuat- kuat.
"Lho, kok nggak bunyi? Semprul. Klaksonnya macet. Huh, dasar motor jadul!" gerutu Samsuri.
Samsuri kepikiran. Dengan macetnya klakson, berarti dia tidak uluk salam kepada penunggu pohon randu alas.
Baca Juga: Serem, Laku Prihatin Tidur di Bawah Pohon Preh Tahu-tahu Dipindah di Keranda Jenazah
Menang cacak kalah cacak, Samsuri nekat. Melewati bawah pohon randu alas begitu saja. Seketika Samsuri merasa ada yang aneh.
Sepedamotornya tidak bisa bergerak maju. Kendati mesinnya tidak mati. Dia pindah ke gigi satu.
Digas, tetap saja kendaraan yang dia naiki tidak bergerak maju. Malah seperti ada yang menarik mundur.
Spontan dia berteriak keras sekali: "Ndherek langkung, Mbaaah. Samsuri mau lewat."
Selesai berkata begitu kendaraan Samsuri bisa bergerak maju. Samsuri lega.
Terus nggeblas begitu saja. - Nama samaran - (Seperti dikisahkan Andreas Seta RD di Koran Merapi)