harianmerapi.com - Pak Imam sebenarnya sudah mengatakan tak mau diikuti makhluk gaib berwujud jin saat di Demak. Namun rupanya tanpa sepengatahuan Pa Imam, jin tersebut nekat untuk mengikuti dan menyembuhkan para pasien.
Siang itu Pak Imam menunggu Karso, yang mengeluh vertigonya kambuh. Sebelum tiba jam yang disepakati, Karso menelepon lagi.
"Nuwun sewu, Pak. Saya nggak jadi ke rumah. Ini saya sudah sembuh!" Meski heran, Pak Imam tetap mengucap syukur.
Baca Juga: Diikuti Makhluk Gaib 1: Jin Berwujud Laki-laki itu Menyatakan Pengin Ikut dan Bantu-bantu
Tak dinyana bukan hanya Karso, berturut-turut pasien lain pun membatalkan janji dengan Pak Imam. Karena telah sembuh sendiri, padahal belum ditangani olehnya. Merasa penasaran, Pak Imam melakukan penerawangan pada pasien lain yang akan bertamu dalam waktu dekat.
Melalui mata batinnya, Pak Imam melihat sosok yang mengajaknya berkenalan di Masjid Demak. Sosok itu menyembuhkan pasien Pak Imam. Setelah mengetahuinya, Pak Imam langsung menegur si makhluk halus.
"Pergilah, jangan terus-terusan mengikutiku. Aku tak butuh bantuanmu," usir Pak Imam. Namun makhluk itu ngeyel tak mau pergi. Pak Imam tak kuasa mengusirnya. Akhirnya Ia memutuskan meminta bantuan gurunya, yang berada di Nganjuk.
Setelah bertemu gurunya dan menceritakan apa yang terjadi, Pak Imam mendapat petunjuk.
"Saya ndak bisa menolong kamu, Mam. Tapi saya tahu siapa yang bisa. Coba kamu pergi ke desa sebelah, carilah Pak Ayub. Dia petani di sana."
Baca Juga: Enam Pilar Kebahagiaan Berkeluarga, Salah Satunya Menciptakan Kehidupan Beragama
Pak Imam pun segera pergi. Pak Ayub yang ingin ditemuinya, kala itu tengah nyawah.
Namun begitu melihat Pak Imam, petani agak sepuh itu seolah-olah sudah diberitahu akan maksud kedatangan Pak Imam.
"Walah, kamu ikut dari Demak, to?" tegur Pak Ayub pada sesuatu di belakang Pak Imam.
"Sudah, kamu turun di sini, jangan ngikutin lagi!" Lalu beliau menepuk punggung Pak Imam.
"Wis rampung. Kamu boleh pulang," senyum Pak Ayub.
Pak Imam merasa tubuhnya menjadi enteng. Setelah berterima kasih, ia berpamitan lalu pulang dengan hati plong. Peristiwa itu menjadi pengalaman berharga baginya. - Habis - (Seperti dikisahkan Gita FU di Koran Merapi) *