Kyai Raden Santri adalah salah seorang mubaligh yang kharismatik dan legendaris di daerah Muntilan dan sekitarnya. Tanda-tanda ‘kewalian’ Kyai Raden Santri dapat dilacak dengan adanya beberapa petilasan yang terkait dengan penyebaran agama Islam di daerah ini.
PETILASAN-PETILASAN tersebut berada di desa Gunungpring dan desa Ngawen. Konon, ketika Kyai Raden Santri mengajarkan sholat kepada masyarakat di sebuah dusun, untuk mengambil air wudhlu di dusun itu tidak ada air.
Karena dusun yang tidak jauh dari Candi Ngawen tersebut kala itu gersang. Kemudian dengan memohon kepada Allah SWT untuk diberi air, maka dengan doanya beliau bisa menghadirkan sebuah mataair di dusun itu yang akhirnya membentuk sebuah sendang dengan air yang sangat jernih. Sendang itu berada di dusun yang kini bernama Kolokendang di desa Ngawen, tetangga desa Gunungpring.
Sendang ini airnya selalu melimpah dan tak pernah kering sepanjang tahun. Dan kalau kemarau panjang sendang ini menjadi sumber air bagi warga di sini.
Sendang yang berada di pekarangan milik Karanto (almarhum) itu kini tepiannya telah ‘diwengku’ dikelilingi dengan dinding semen itu menjadi tempat mandi dan mengambil air bagi warga dusun itu.
Masih di desa Ngawen, di dusun Kesaran pada jaman dulu Kyai Raden Santri pernah membangun sebuah musala. Menurut ceritera sesepuh dusun itu, musala itu dibangun untuk menangkal banjir sungai Blongkeng yang airnya sering meluap melanda dusun itu.
Baca Juga: Kini Pizza Marzano Hadir di Semarang
Di samping sebagai tempat dakwah, dengan dibangunnya musala itu ternyata dusun ini aman dari bencana banjir, yang semua itu atas ridhlo Allah SWT.
Siapa sebenarnya Kyai Raden Santri? Tokoh ulama yang oleh masyarakat setempat lebih dikenal dengan sebutan ‘mBah Raden’, nama aslinya Kanjeng Gusti Pangeran Singosari.
Beliau adalah salah seorang putra Ki Ageng Pemanahan, yang masih trah keturunan raja Majapahit. Dari silsilahnya, Kyai Raden Santri adalah generasi ke enam dari Maha Prabu Brawijaya V, raja Majapahit.
Baca Juga: Menutup Mata dengan Penyesalan 13: Bahagia Hanya di Awal
Dalam silsilah garis keturunan tersebut urutannya adalah, Raden Bondan Kejawan, Raden Depok Ki Ageng Getas Pendawa atau Ki Ageng Selo I, Ki Ageng Selo II, Ki Ageng Anis dan Ki Ageng Pemanahan. Dua saudaranya adalah Raden Sutawijaya atau Panembahan Senopati yang menjadi Sultan Mataram I dan Pangeran Gagak Baning yang menjadi Bupati Pajang. (Ditulis: Amat Sukandar)