Wamid sudah mendekati talang air yang melintang di atas jalan kereta api.
Talang air yang terbuat dari besi digunakan mengairi persawahan di sekitar tempat itu.
Wamid sudah tahu kalau talang air dikenal wingit, hingga kalau malam jarang yang berani melewati tempat itu.
Tetapi Wamid hanya menganggap itu cerita orang-orang yang takut.
Malam ini ia sudah berjalan di dekat talang air.
Terangnya sinar bulan membuat ia melihat sosok yang sedang duduk uncang-uncang kaki dengan santainya.
"Siapa yang duduk manis di talang air," bisiknya sambil terus berjalan mendekat.
Tinggal beberapa langkah mendekati, baru ia kaget ketika sosok itu menoleh.
Tampak wajah berdarah-darah dan kepala rusak.
Wamid kaget setengah mati. Tubuhnya gemetar ketakutan.
Ia langsung berbalik arah lari tunggang langgang. Ia gagal mancing malam itu.
Dengan napas ngos-ngosan ia bercerita pada orang yang ditemuinya.
Menurut cerita warga, di talang air pernah terjadi peristiwa tragis, dimana sesosok mayat tanpa identitas tergeletak dengan wajah hancur.