Kucing itu banyak membantu dan berjasa bagi Kyai Wirantaka dan warga kampung itu.
Juga bisa membawa nama Wirantaka menjadi tenar, sebab Kyai Wirantaka lalu terkenal sebagai dukun atau para normal.
Pada waktu itu di kampung Kyai Wirantaka baru terjadi pagebluk (pandemi).
Ada penyakit yang belum ada obatnya. Penyakit itu ganas sekali.
Orang yang terkena penyakit itu sore hari, pagi hari meninggal dunia. Malam terkena siang meninggal dunia.
Siang terkena malam hari meninggal dunia maka penduduk kampung itu sangat resah. Puskesmas dan rumah sakit belum ada.
Orang-orang kampung itu sepakat minta bantuan Kyai Wirantaka untuk meredakan penyakit itu.
Kyai Wirantaka menyanggupi dengan syarat malam Jumat Kliwon warga kampung diminta tirakat di depan rumahnya masing-masing.
Baca Juga: Pengalaman misteri Yanto tinggal di rumah kontrakan angker, ada suara mengucur tapi tak ada air
Nanti kalau terdengar suara seruling supaya semua berdiri di pinggir jalan.
Syarat tersebut disampaikan ke seluruh warga oleh Kepala Kampung.
Tiba saatnya malam Jumat Kliwon seluruh warga tirakat di depan rumahnya.
Pukul 01.00 WIB mereka berdiri di tepi jalan karena sudah mendengar seruling Kyai Wirantaka berjalan di sebelah kanan kucing candramawa dengan membunyikan seruling. (Seperti dikisahkan Drs. Subagya di Korn]an Merapi) *