Pada waktu itu sehabis menebang kayu Kyai Wirantaka istirahat di depan gua.
Tidak antara lama terdengar suara kucing “ngeong ngeong” tetapi tidak ada wujudnya.
Baca Juga: Misteri arwah Mbah Darmi 2: Ternyata memakai susuk untuk kecantikan dan panjang umur
Selanjutnya Kyai Wirantaka mengucap : “He kucing siluman kalau akan jadi sahabatku tampakkanlah dirimu”.
Grubyuk bedhengus kucing itu sudah ada di depan Kyai Wirantaka.
Kucingnya sebesar cempe (anak kambing). Buluya hitam, kumisnya tampak abu-abu, taringnya tampak putih.
Matanya dalam bahasa Jawa disebut “mencorong” bersinar sinar.
Kucing itu tampak sangat jinak sekali, tidak takut pada Kyai Wirantaka.
Kerap kali menjilat dan mencium Kyai Wirantaka sambil bersuara “ngeong ngeong ngeong” Kyai Wirantaka sangat heran dan dalam hatinya bertanya :
“Kucing macam apa ini tidak takut pada manusia”. (Seperti dikisahkan Drs. Subagya di Koran Merapi) *