Kira-kira duaratus meter menjelang sampai rumahnya, Bugang merasakan, sapi yang dituntunnya ngambek. Tidak mau berjalan.
“Ayo, kurang sedikit lagi sampai. Kok nggak mau jalan”, ujar Bugang kepada sapi yang dituntunnya, sambil kepalanya menoleh ke belakang.
Betapa kagetnya Bugang. Tali yang dipegang tidak berubah. Masih berupa tali ‘dhadhung’.
Namun, hewan yang lehernya terikat tali tersebut telah berubah.
Bukan lagi berupa sapi metal jantan yang tubuhnya gemuk. Tapi...seekor harimau berbulu putih lorek hitam.
Pagi harinya Bugang diketemukan oleh Pak Sumi, tukang bersih-bersih pekarangan Mbah Mungin.
Tubuhnya tergeletak di dekat kandang sapi metal milik Mbah Mungin.
Seutas tali ‘dhadhung’ melilit leher Bugang. - Semua nama samaran (Seperti dikisahkan Andreas Seta RD di Koran Merapi) *