HARIAN MERAPI - Kisah pengalaman misteri yang dialami Pak Wasino ketika bertugas sebagai masinis kereta api.
Ia menjalankan kereta api dengan lokomotif uap, jurusan stasiun Kutoarjo - Stasiun Tugu Yogyakarta.
Pada era tahun 1950-an perkeretaapian di negara kita belum maju seperti sekarang.
Baca Juga: Kisah misteri keluarga dalang di Bantul yang mewariskan wayang tokoh Dasamuka pada putrinya
Untuk menarik rangkaian gerbong masih menggunakan lokomotif uap.
Balok kayu jati adalah sebagai bahan bakarnya.
Setiap melaju di atas rel, loko berwarna hitam itu selalu membawa bekal potongan kayu jati.
Ditata di “bagasi”, yang berada di bagian belakang lokomotif.
Sore itu Pak Wasino sebagai masinis didampingi Pak Karlan sebagai pembantu masinis, membawa rangkaian kereta dari stasiun Kutoarjo menuju stasiun Tugu, Yogyakarta, sebagai tujuan akhir.
Sampai di stasiun Sentolo suasana sudah gelap.
Merasa laju kereta agak tersendat, Pak Wasino menyuruh Pak Karlan untuk mengamati tungku loko.
Ternyata benar, bahan bakar berupa potongan kayu jati sudah saatnya ditambah.
Dengan sigap pembantu masinis itu menuju ke “bagasi”loko, akan mengambil beberapa potong kayu jati.
Dia membolak-balik dan memilih potongan kayu yang cukup besar. Agar cukup untuk menempuh perjalanan yang masih tersisa.
Gandrik! Pak Karlan terkesiap, kaget, dan njondhil. Di antara tumpukan kayu jati sebagai bahan bakar lokomotif, tergeletak...sepotong kaki.