Untung, Ajik berperawakan kecil. Sedang Pak Wiku seorang lelaki yang kuat.
Rupanya pembalasan burung Kenari kepada Ajik tidak sekedar membuat jempol kakinya bengkak, namun juga ingin mempermalukan anak muda itu di depan orang banyak.
Jadilah, di sepanjang jalan menuju telaga, Ajik terus saja mengerang dan menangis di gendongan bapaknya.
Persis seperti anak TK yang kakinya terkena lemparan batu kerikil.
Sementara, warga yang melihat adegan itu pada tersenyum.
Melalui Mbah Bondan, Ajik menyampaikan permohonan maafnya kepada Nyai Sutiragi.
Bersamaan dengan itu jempol kakinya berangsur kempes. Pulih seperti sedia kala. Semua nama samaran. - Tamat -(Seperti dikisahkan FX Subroto di Koran Merapi) *