Aku asyik terus menonton teve, sampai beberapa menit setelahnya, suara cekikikan kecil dari seorang wanita disebelahku terdengar.
Aku bengong, dan berkata dalam hati, "Sial, Kakak kerasukan lagi, yah?"
Karena sudah beberapa hari berlalu kebiasaan kerasukan itu sering terjadi.
Bodohnya aku, malah menemaninya disini. Udah benar tadi nurut pas dirusuh main.
Biasanya, aku selalu kabur kalau dia sedang kerasukan. Sial memang.
Adegan berantem untuk merebut bola naga, jadi terasa sangat menyeramkan disituasi seperti ini.
Aku tetap menonton teve, dan pura-pura tidak mendengar suara cekikikan itu.
Mau lari juga kaki gak bisa diajak kompromi.
Emang dasarnya nih setan caper kali ya, suara cekikikannya makin kenceng.
Kaki aku makin lemas dan bergetar dengan sendirinya. Makin lama semakin kencang, kencang dan kencang.
Tiba-tiba dalam hitungan detik berhenti.
"Apa sudah keluar ya setannya?" tanyaku dalam hati.
Aku berusaha menenangkan, dan memberanikan diri untuk memastikan, apakah kakak sudah normal kembali.
Di saat aku sedang mencoba untuk menenangkan diri, aku merasa dia sedang memperhatikanku.
Aku memutuskan untuk melihat keadaannya.