DI WILAYAH Gunung Sawit puluhan tahun yang lalu, ada keluarga yang menjadi pembicaraan penduduk. Keluarga tersebut adalah keluarga Pak Lekun (nama samaran) yang dicurigai mempunyai pesugihan.
Pak Lekun adalah pedagang gula kelapa sudah menekuni pekerjaan itu selama 10 tahun tetapi kehidupan ekonominya masih memprihatinkan, kalau sekarang kira-kira istilahnya adalah keluarga KMS. Sebenarnya ia sudah bekerja membanting tulang tiap hari mendatangi orang-orang yang memproduksi gula jawa untuk membeli gula tersebut.
Apabila gula-gula tersebut sudah terkumpul kemudian dijual ke kota. Memang mendapat untung tetapi keuntungannya itu juga untuk membayar orang-orang yang disuruh Pak Lekun untuk mengangkatnya.
Pada malam Jumat Kliwon pukul 03.00 WIB dini hari Pak Lekun pergi ke kota untuk menjual dagangannya. Ia melewati jalan yang ada pohon prehnya, tempat itu dikenal angker (wingit).
Di bawah pohon preh itu ada wanita cantik menyapa Pak Lekun : “Saya ikut Pak saya bantu membawakan kelapa”. Karena tertarik kencantikan wanita itu Pak Lekun lalu bilang : “Okey”. Bebannya kelapa sebagian dibawakan oleh wanita itu. Sampai pasar keadaan masih gelap, wanita itu lalu pamit diberi upah tidak mau. Ia bilang : “Saya selalu akan menolong engkau Pak”. Herannya dalam sekejap mata wanita itu menghilang.
Pak Lekun selalu mengingat wanita itu dan tiap malam wanita itu selalu menjumpai Pak Lekun. Pak Lekun tahu kalau wanita itu bukan manusia tetapi roh halus. Seirama berjalannya waktu wanita itu sanggup memberi kekayaan kepada Pak Lekun kalau Pak Lekun mau jadi suaminya. Entah setan apa yang membujuk Pak Lekun akhirnya Pak Lekun mau menjadi suami wanita itu.
Oleh Pak Lekun wanita itu disediakan kamar khusus, setiap malam Jum’at Kliwon Pak Lekun bertemu dengan wanita itu dan bermesraan. Setiap jam 03.00 WIB dinihari wanita itu meninggalkan Pak Lekun, dan meninggalkan uang jutaan rupiah beserta emas.
Kalau diluar pekarangan Pak Lekun wanita itu rupanya buruk, rambutnya gimbal, matanya melotot, mulutnya mengeluarkan darah, buah dadanya menggelantung sampai perut. Namun kalau masuk pekarangan Pak Lekun wanita itu tampak cantik.
Dalam waktu dua tahun Pak Lekun menjadi kaya raya di desa itu. Ia telah membeli rumah yang bagus dan punya mobil yang bagus pula. Sedangkan pada waktu itu orang masih jarang yang mempunyai mobil. Perdagangannya maju sekali, ia mempunyai 10 tenaga kerja. (Drs Subagya)