kearifan

HERU SUSILARTO PENGGARAP KERIS (1) - Ikut Melestarikan Budaya Tosan Aji

Minggu, 26 April 2020 | 03:40 WIB

-
MERAPI-AMAT SUKANDAR
Heru Susilarto dan keris karyanya.

HERU Susilarto, 57 tahun, warga dusun Nglawisan desa Tamanagung, Kecamatan Muntilan, Magelang adalah salah seorang ‘penggarap’ keris yang hasil karyanya berkualitas. Garapan bilahnya halus dan indah bentuk dapur serta pamornya. Namun dia tidak mau disebut sebagai ‘empu keris’. Tetapi juga kurang tepat bila dia disebut perajin keris. Sebutan yang pas untuk profesinya itu adalah ‘penggarap keris’. Artinya, Heru tidak hanya bisa membuat keris sesuai dengan dapur-dapur pakem, tetapi dia juga memiliki inovasi dan kreasi dalam hal dapur dan pamor keris, agar bentuk keris hasil karyanya tampak lebih indah.

Dia tidak hanya membuat keris baru, tetapi juga bisa menggarap keris-keris lama dengan merubah dapur maupun ricikan keris. Sehingga keris lama/keris lawasan bisa tampak lebih indah, dan nilai rupiahnya menjadi lebih tinggi. Umpamanya, keris dapur ‘tilam upih’ yang lurus dan tidak ada ‘sogokan’nya, oleh Heru bisa dibuat sogokan dan ricikan ‘kembang kacang’ atau ‘lambe gajah.’ Dan hasil akhirnya keris tersebut dapurnya berubah, namun tampak lebih indah. Heru juga bisa menggarap keris-keris lawasan yang rusak pesi ataupun ganjanya. Dalam menggarap keris dia memang merubah dapur tetapi tidak merusak keris.

Untuk membuat keris-keris baru Heru mengaku, bahan besi ‘saton’ (besi dan baja yang sudah ditempa menyatu dengan bahan pamor) dipesannya kepada perajin keris di Madura. Untuk bahan besi saton ini dia tidak asal pesan. Heru menunggui dan mengarahkan para pande besi dalam menempa besi saton tersebut. Cara penempaan besi dan bahan pamor, serta berapa kali melipat besi saton itu, harus sesuai dengan rancangan pamor keris yang bakal digarap. Semua pekerjaan itu sudah diperhitungkannya. Saton bahan keris dari Madura itu penyelesaiannya digarap di rumahnya. Bakalan keris itu oleh Heru kemudian dibentuk dengan ditempa, dikikir dan digerinda sampai halus. Bila bilah keris sudah berbentuk dan cocok dengan pola yang dirancang, pekerjaan terakhir adalah njamasi, sehingga muncul keindahan pamornya.

Heru mengaku, keterampilan membuat keris ini secara ‘otodidak’. Dia memang cepat mengerti dan paham (‘gathekan’, Jw). Dia bisa membuat suatu barang hanya dengan melihat dan memperhatikan bentuknya. Keterampilannya itu didukung dengan teori tentang pembuatan keris yang banyak diuraikan dalam buku-buku perkerisan. Dia hanya tinggal mempelajari dan mempraktekkan saja. Dengan tekad dan bakatnya itu ternyata Heru bisa menjadi penggarap keris yang hasilnya ‘tidak kalah’ indah dengan keris-keris kuna buatan para empu. Baik keindahan dapur, ricikan maupun keindahan pamornya. Bagi orang yang belum paham dengan keris, akan sulit membedakan, mana keris garapan Heru dan mana keris garapan empu. Yang jelas, keris ‘anyaran’ buatan Heru besi, baja dan pamornya masih tampak halus dan utuh. (Amat Sukandar)

Terkini

Cerita misteri saat pentas malam pelepasan mahasiswa KKN

Sabtu, 13 September 2025 | 22:00 WIB