kearifan

DARAH KI JURU TAMAN (10) - Pangeran Silarong Makin Banyak Menerima Tamu

Kamis, 5 Maret 2020 | 06:44 WIB

-

Juru Taman meski semaput dengan luka arang kranjang tapi tidak akan mati. Kanjeng Ratu juga berjanji untuk menyembuhkannya.

DIKELUARKANNYA sebuah benda pipih halus berbentuk menyerupai bandul kunci dari bahan semacam kerang. Benda sakti itu selalu dibawanya kemanapun Kanjeng Ratu pergi dan disisipkan di kembennya. Kanjeng Ratu kemudian membalikkan tubuh Juru Taman, mulutnya dingangakan.
Benda pipih tersebut lalu didekatkan ke mulutnya Juru Taman, dipijit oleh Kanjeng Ratu kuat-kuat dengan ibu jari dan jari telunjuk. Pelan-pelan benda tadi mengeluarkan air anget setetes demi setetes masuk ke kerongkongan Juru Taman. Perlahan-lahan Ki Juru Taman bangkit sepasang matanya nampak kosong ketika mentap wajah Kanjeng Ratu Kidul.
"Sudah. Jika kamu kapok-kapok tenan menyingkirlah dari sini!" kata Kanjeng Ratu.
"Ya, Kanjeng Ratu. Aku benar-benar kapok."
"Pergilah!"
"Nyuwun Pangapunten, Kanjeng Sultan."
"Pergi!" teriak Kanjeng Sultan mengusirnya.
Juru Taman kemudian beringsut meninggalkan tempat itu.

***

Di rumahnya Pangeran Silarong banyak menerima tamu. Mereka yang datang tidak saja dari daerah sekitar tetapi juga dari luar daerah. Bahkan dari luar wilayah kekuasaan Mataram juga ada yang datang dengan berbagai kepentingan.
"Kamu dari mana, Nak?" tanya Pangeran Silarong kepada tamu seorang anak muda ganteng yang datang siang itu.
"Dari Wirasaba, Mbah Dukun."
"Ouw, Wirasaba? Kenal dengan Angga Permana, prajurit ampuh, kebal, tapi lumpuh itu?"
"Itu bapakku. Mbah Dukun kok kenal?" anak muda itu balik bertanya.
"Ya kenal simbah ini kan bekas prajurit. Oh. ya, Nak. Siapa namamu?"
"Aku Angga Brangsa."
"Kamu sakit apa datang kemari?"

"Kedua kakiku sering sakit-sakitan, pegal, dan linu. Apa Simbah punya jamunya?"
"Kau seperti bapakmu. Dulu dia juga suka sakit-sakitan kakinya lama-lama jadi lumpuh. Soal jamunya ada. Tetapi kamu harus aku pijit dahulu meski hanya sebentar biar otot-ototmu men jadi lemas."
"Ya, Mbah," jawab Angga Brangsa. Dia lalu merebahkan dirinya ke balai-balai bambu.
"Wah, kamu besuk bisa jadi ampuh jika banyak berlatih olahkanuragan, dagingmu wulet, ototmu liat, dan tulangmu keras sekali. Kamu pasti bisa seperti almarhum bapakmu dulu, tangkas, trampil, dan sakti."
"Tetapi nyatanya bapakku mati terbunuh oleh prajurit Mataram dalam peperangan," kata Angga Brangsa menyanggah.
"Kabar yang kudengar memang begitu. Namun yang membunuh bapakmu pasti bukan aku. Sebab di Mataram dulu aku hanya prajurit kecil yang tak mungkin bertemu dengan seorang senopati sekelas bapakmu," kata Pangeran Silarong menjelaskan. (Akhiyadi)

Tags

Terkini

Cerita misteri saat pentas malam pelepasan mahasiswa KKN

Sabtu, 13 September 2025 | 22:00 WIB