Para pembicara Dr. Sugeng Bayu Wahyono, Dr. Amiluhur Soeroso dan moderator Drs. Sudibyo.
KADIPATEN Pakualaman sebagai salah satu pilar utama keistimewaan DIY memiliki peran strategis dalam menjaga kelestarian budaya yang menjadi kekayaan sekaligus penanda identitas istimewanya Yogyakarta. Demikian hal itu diungkap Dr. Sugeng Bayu Wahyono dosen Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) pada Dialog Budaya bertajuk "Pengemban Kebudayaan Dalam Perspektif Keistimewaan", yang dihelat Penghageng Kasentanan Kadipaten Pakulaman, di Ndalem Kepatihan Pakualaman, belum lama ini.
Menurut Bayu begitu sapaan doktor asal Pacitan ini, Undang-undang 13 tahun 2012 tentang Keistimewaan Yogyakarta terdapat empat aspek keistimewaan yang dimiliki Yogyakarta, yaitu kelembagaan pemerintahan, kebudayaan, pertanahan dan tata ruang. Empat hal itulah yang menurut Bayu sebagai distingsi atau secara konstitusional membedakan DIY dengan provinsi lain.
"Dan Kadipaten Pakualaman juga memiliki peran yang vital serta strategis di dalam mengemban amanah undang-undang itu," ucapnya.
Dijelaskan dia, Kadipaten Pakualaman adalah warisan budaya bangsa yang berlangsung secara turun temurun dan dipimpin oleh Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya (KGPAA) Paku Alam yang secara konstitusional dari undang-undang itu mendapat amanah berkewajiban melestarikan dan mengembangkan budaya Yogyakarta serta melindungi berbagai budaya masyarakat daerah yang berada di DIY dalam posisinya sebagai Wakil Gubernur.
Pembicara lain yang hadir Dr. Amiluhur Soeroso Ketua Yayasan Rumah Kebninekaan Yogyakarta, mengungkap citra keunggulan yang dimiliki Yogyakarta. Menurut Amiluhur setidaknya ada 7 keunggulan Yogyakarta yang membedakan dengan kota-kota lain di tanah air, diantaranya dari Ekologinya, kota kerajaan terakhir di Jawa juga sebagai kota filosofi, keberagaman budaya, kota revolusi dalam perjuangan kemerdekaan bangsa, kota pendidikan, kota seni budaya baik tradisi klasik maupun kontemporer serta berbasis komunitas kampung dan anak mudanya.
"Dari keunggulan yang dimiliki inilah Kadipaten Pakualaman punya kepentingan juga bagi pelestarian budaya yang ada, sesuai dengan semangat yang diusungnya sebagai pengemban kebudayaan," ucap Amiluhur.
Sementara itu menurut Budayawan Pakualaman KPH. Kusumoparastho, bahwa diskusi budaya yang diselenggarakan ini merupakan salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mewujudkan kiprah dan peran Kadipaten Pakualaman mengemban kebudayaan dalam keistimewaan DIY. Dari dialog ini nantinya diharapkan dapat ketemu titik antara konsep yang dimiliki Pakualaman dengan keinginan serta harapan masyarakat terkait dengan pengemban kebudayaan itu.
Lebih lanjut dijelaskan Ketua Hudyono Trah Pakualaman Yogyakarta ini, selama ini kiprah Kadipaten Pakualaman dalam upaya pelestarian serta pengembangan budaya bagi keistimewaan sudah banyak dilakukan. Disamping terus menghidupkan serta melestarikan tradisi serta berbagai seni klasik yang ada di lingkungan Pura Pakualaman, pihaknya juga terus mendorong peran serta masyarakat untuk terlibat secara aktif dalam pelestarian dan pengembangan seni budaya dan nilai tradisi yang ada di masyarakat.