-
-
Bekerja di besale proses tempa keris. Proses laku prihatin memiliki tujuan pada pengolahan rasa, kepekaan batin dan pengendalian diri yang mantap. Setiap empu menurut Sungkono, pantang memiliki temperamen tinggi, emosinya harus stabil. Bila dalam keadaan emosi, sebaiknya tidak bekerja. "Meski lulus dalam penggemblengan fisik di besale dan perapian, untuk proses penggemblengan batin biasa banyak yang rontok. Tapi mereka bisa membuat keris sebagai kerajinan, bukan menjadi empu tapi pengrajin pembuat keris," tandas empu Sungkowo. Dalam pandangan empu Sungkowo Harumbrojo, ada perbedaan yang harus dipisahkan antara pengrajin keris dan empu, seorang pengrajin keris bisa membuat keris sebagai buah tangan atau cendera mata. Meski proses secara fisik nyaris sama sebagai mana pembuatan keris oleh seorang empu. Namun perbedaannya terletak pada laku spiritual yang dilaksanakan. (Teguh)