kearifan

MENGUNGKAP SITUS KERATON MATARAM PLERED (1) - Keraton Dilengkapi Laut Buatan

Sabtu, 22 September 2018 | 17:30 WIB

-
MERAPI-ALBES SARTONO
Sumur Gumuling Plered. Bantul adalah sebuah kabupaten di wilayah DIY paling selatan. Kabupaten ini memiliki banyak petilasan (situs) sebagaimana Kabupaten Sleman. Banyak yang kurang mengetahui bahwa petilasan Keraton Mataram Islam terdapat di wilayah ini. Semisal Keraton Mataram Kerta, dan Keraton Mataram Plered. BANTUL zaman dulu berada di bawah kendali tokoh-tokoh besar seperti Ki Ageng Mangir Wanabaya, Sultan Agung, Syeh Sewu, Panembahan Bodo, Sunan Geseng, Ki Ageng Paker, Ki Ageng Karutangan dan sebagainya. Keraton Mataram Plered yang merupakan keraton yang pernah digunakan sebagai pusat pemerintahan Sunan Amangkurat Agung (1645-1677), putra dari Sultan Agung Hanyakrakusuma (1613-1645). Keraton ini merupakan lanjutan atau peralihan dari Keraton Mataram Kerta yang didirikan oleh Sultan Agung. Bekas Keraton Mataram Plered tersebut telah banyak diteliti oleh ahli-ahli arkeologi dan sejarah baik dari luar maupun dari Yogyakarta sendiri. Penggalian situs ini telah dilakukan beberapa kali. Bahkan di sisi selatan Sumur Gumuling, Keputren, Plered kini telah dijadikan kompleks Museum Benda Arkeologi Plered. Bentuk bangunan museum ini mengacu pada bentuk-bentuk bangunan zaman kolonial atau bercorak Indies. Keraton Mataram Plered cukup fenomenal mengingat keraton ini mencakupi areal yang cukup luas, memiliki segaran (laut buatan), tidak memiliki alun-alun selatan, serta digunakan oleh raja yang bernama Sunan Amangkurat Agung yang pada zamannya Mataram yang pernah Berjaya itu mulai mengalami kemunduran atau disintegrasi.
-
Khusus tentang danau buatan yang dinamakan Segarayasa diduga dibuat oleh Sultan Agung saat ia mendirikan Keraton Mataram Kerta demi kebutuhan latihan angkatan laut pasukan Mataram. Akan tetapi pembuatan danau buatan ini kemudian diteruskan oleh Sunan Amangkurat Agung yang peruntukannya lebih diarahkan untuk rekreasi (kesenangan) dan irigasi. Kini danau buatan itu bisa dikatakan tidak berbekas lagi kecuali sisa beberapa ruas tanggul atau gundukan tanah yang banyak digali untuk produksi batu bata. Nama Segarayasa sendiri telah menjadi nama dusun yang dalam penulisan sering dituliskan Segoroyoso. Bahkan dalam lidah masyarakat Bantul sering disebut sebagai Nggroso saja. Secara umum permukaan tanah di Dusun Segarayasa memang relatif lebih rendah daripada dusun-dusun di sekitarnya. (Albes Sartono/Jbo)  

Tags

Terkini

Cerita misteri saat pentas malam pelepasan mahasiswa KKN

Sabtu, 13 September 2025 | 22:00 WIB