kearifan

SYIAR ISLAM KI AGENG MAKUKUHAN (SUNAN KEDU) (2) - Berguru pada Sunan Lebih Dulu

Senin, 6 Agustus 2018 | 05:58 WIB

-
MERAPI-AMAT SUKANDAR
Gapura masuk ke Makam Ki Ageng Makukuhan. Di Padepokan Arga Luwih Makukuhan disembuhkan oleh Syeh Maulana Gharibi. Dalam merawat dan menyembuhkan luka-luka, Syeh Maulana Gharibi dibantu anak putrinya, Sri Lintang Kedhaton. Perkenalan antara Makukuhan dengan Sri Lintang Kedhaton semakin lama semakin akrab. SEBAGAI insan muda yang sudah tumbuh dewasa keduanya saling jatuh cinta. Ki Jenggot putih tanggap, dia lalu menghadap Syeh Maulana Gharibi, memohon agar kedua sejoli itu dinikahkan. Untuk menghilangkan jejak agar tidak diketahui oleh Gagak Lodra, Makukuhan berganti nama Jaka Teguh. Jaka Teguh diberi ilmu kanuragan dan kesaktian oleh Ki Jenggot Putih. Semua ilmunya itu bisa menjadi andalan untuk menjaga diri. Pada suatu hari, Syeh Maulana Gharibi menggelar Khataman, acara yang digelar untuk menandai santri sudah tamat dalam mengaji Alquran. Syeh Maulana Gharibi memberi bermacam-macam nasihat. Syeh Maulana Gharibi berpesan, kelak bila daerah ini sudah makmur agar diberi nama Sukorejo. Karena padepokan ini telah dapat memberi rasa senang dan kemakmuran bagi warga sekitarnya. Pemberian nama ini pada hari Kamis Pahing tahun 1386 Be/Masehi. Usai khataman, Ki Jenggot Putih berpamitan kepada Syeh Maulana Gharibi karena akan melanjutkan perjalanan syiarnya. Sebelum berangkat, Syeh Maulana Gharibi berpesan kepada Jaka Teguh agar ikut mendukung dan melaksanakan tugas suci yaitu menyebarkan agama Islam di Tanah Jawa. Ki Jenggot Putih menyarankan agar Jaka Teguh menemui Sunan Kalijaga untuk mendapatkan bekal dan petunjuk dari sunan dalam melaksanakan tugas suci menyiarkan agama Islam. Jaka Teguh selau teringat pesan itu, “Jaka Teguh, kamu mempunyai tugas yang berat. Dan tugas ini tidak dapat kamu anggap ringan. Namun, ini merupakan tugas suci. Kamu harus ikut melaksanakan dan mendukung tersebarnya agama Islam di Tanah Jawa. Sebelum kamu memulai karya agung ini terlebih dahulu kamu mohon doa restu kepada Kanjeng Sunan Kalijaga.” Jaka Teguh merasa bimbang, karena isterinya sedang mengandung empat bulan. Kalau mematuhi perintah sang guru, artinya dia harus berpisah dengan isteri tercinta. Namun, kalau Jaka Teguh terus berada di padepokan, bagaimana dengan tugas suci yang diperintahkan gurunya. Setelah dipertimbangkan dengan hati bening, Jaka Teguh akan melaksanakan perintah gurunya dengan sepenuh hati. Jaka Teguh kemudian menghadap mertuanya untuk menyampaikan maksud syiar Islamnya. Syeh Maulana Gharibi tidak keberatan bahkan mendorong dan merestuinya. Demikian pula isterinya, Sri Lintang Kedhaton merelakan suaminya melaksanakan tugas luhur meski hatinya sangat berat akan ditinggal suami tercinta. (Amat Sukandar/Jbo)  

Tags

Terkini

Cerita misteri saat pentas malam pelepasan mahasiswa KKN

Sabtu, 13 September 2025 | 22:00 WIB