SEJAK masih remaja, Gino (bukan nama sebenarnya) punya kegemaran yang tidak terpuji. Ia suka menonton film-film dewasa bersama teman-temannya. Peredaran VCD yang sedang booming kala itu, seakan memberi peluang Gino untuk menyalurkan kesenangannya. Bagaimana tidak, dengan mudah ia bisa mendapatkan film-film yang diinginkan di kios maupun persewaan VCD.
Setelah menikah, rupanya kesenangan Gino tidak surut. Bahkan istrinya sering dipaksanya untuk bersama-sama melihat film dewasa tersebut. Bedanya, sekarang sudah tidak dalam bentuk VCD lagi, namun tersimpan di handphone-nya. Ia sering bertukar kiriman film tersebut dengan teman-temannya melalui whatsapp.
Istri Gino sebenarnya sudah sering mengingatkan, bahwa itu perbuatan dosa karena termasuk zina mata. Namun Gino tak pernah menggubris ucapan istrinya.
"Kedua mata itu bisa melakukan zina, kedua tangan itu (bisa) melakukan zina, kedua kaki itu (bisa) melakukan zina. Dan kesemuanya itu akan dibenarkan atau diingkari oleh alat kelamin." (Hadis sahih diriwatkan oleh Imam Bukhari dan Ibnu Muslim dari Ibnu Abbas dan Abu Hurairah).
Suatu malam, saat tengah asyik menonton film kiriman baru dari temannya, terdengar suara gaduh di luar dan pintu rumah Gino diketuk agak keras.
"Siapa sih malam-malam ganggu orang saja," kata Gino sambil beranjak dari tenmpat tidur.
Ketika pintu dibuka, betapa kaget Gino melihat di depannya sudah berdiri bebarapa polisi dan puluhan orang di halaman rumahnya.
"Permisi Pak, apakah benar saudara Tino (bukan nama sebenarnya) tinggal di sini?" tanya polisi.
"Benar pak, ada apa dengan anak saya?" Gino tambah bingung karena polisi menanyakan anaknya yang masih duduk kelas 6 SD.
"Kami terpaksa harus membawa saudara Tino ke kantor polisi."
"Ada apa dengan anak saya, Pak?"
"Anakmu memperkosa, ayo serahkan ke polisi..." terdengar suara lantang seorang warga, yang langsung disahut suara riuh rendah yang lainnya.
Lemas sekujur tubuh Gino. Istri Gino yang keluar dari kamar pun menangis histeris, tak kuasa menerima kenyataan anaknya yang masih kecil ditangkap polisi karena kasus perkosaan.
"Tino...kenapa kamu Tino?" teriak Bu Gino sambil menyaksikan anaknya dibawa masuk ke mobil polisi.
Sementara Gino hanya bisa menunduk, tak disadarinya bahwa kelakuan anaknya tak lain disebabkan kesukaannya menyimpan film dewasa di HP-nya. Rupanya diam-diam Tino juga sering nonton film yang ada di HP ayahnya saat Gino sedang lengah. Pengaruh nonton film itu pun membuat Tino dewasa sebelum waktunya. (*)