-
Makam Sunan Kedu di Gribig, Kudus. Mendengar kabar ayam jago kesayangannya kalah, Sunan Kudus mengutus santrinya untuk menemui pemilik ayam jago yang menang agar segera menghadap kepadanya. Santri tersebut kemudian mencari orang yang mengenakan jubah serba hitam yang tidak lain adalah Ki Ageng Kedu. KETIKA bertemu dengan orang yang dicarinya, santri mengucapkan salam kepada Ki Ageng Kedu. Dengan rasa takut, santri itu menyampaikan pesan Sunan Kudus. Meski sebenarnya Ki Ageng Kedu sudah tanggap dengan kehadiran santri utusan Sunan Kudus itu. Ki Ageng Kedu segera menghadap kepada Sunan Kudus di rumah Tie Lieng Sieng. Para santri telah menyiapkan hidangan untuk menghormati Ki Ageng Kedu. Kebetulan, di rumah itu disamping ada para santrinya Ki Tie Lieng Sieng, juga sudah ditunggu sesepuh bernama Syeh Jangkung. Kedua ki buyut itu adalah guru Ki Ageng Kedu (Ki Ageng Makukuhan). Syeh Jangkung menyapa terlebih dulu, “Dasar masih muda, tampan lagi..., ke sini nak”. Ki Jangkung menyanjung muridnya sambil merangkul Ki Ageng Kedu. Semua yang hadir terheran-heran melihat Sunan Kudus yang tampak tenang. Karena mereka mengira, Sunan Kudus akan marah kepada Ki Ageng Kedu. Tetapi mereka bertiga justru bersenda gurau seperti anak dan bapak. Usai makan bersama, mereka bertiga membicarakan pelaksanaan tugas dan kuwajibannya di daerahnya masing-masing dalam syiar agama Islam. Tidak diduga, dalam pertemuan itu semua sesepuh di Kudus sudah sepakat bila Ki Ageng Kedu akan dihadiahi putri boyongan yang juga santri bernama Raden Ayu Sulasmi.
-