-
-
Tanaman tembakau di wilayah Pagergunung. Ki Ageng Kedu melanjutkan perjalanannya. Tiba di desa Sendang dia berkeinginan untuk tinggal di desa ini. Lalu membuat rumah sederhana sebagai tempat tinggal. Ki Ageng Kedu mengawali tugas sucinya, syiar agama Islam. Sedangkan Bermanti, tidak pulang kembali ke Demak, tetapi mengabdi kepada Ki Ageng Kedu. Oleh Ki Ageng Kedu Bermanti diserahi tugas untuk menggarap tanah di wilayah Balongan ke timur. Bermanti menggarap tanah tersebut dengan menanam padi cempa dan padi rajalele. Di sini Bermanti mendirikan sebuah masjid, dan dia berganti nama Ki Ageng Parak. Ketika wafat, Ki Ageng Parak dimakamkan di sebelah barat masjid. Kini wilayah tersebut menjadi sebuah kota kecil dengan nama Parakan. Berkat kedua jenis tanaman itu, wilayah ini menjadi subur makmur sebagai daerah pertanian. Ki Ageng Kedu juga memelihara berbagai jenis unggas. Salah satu unggas kesenangannya adalah ayam jago yang berbulu dan berbadan hitam mulus. Ayam jago itu bila diadu selalu menang dan tak terkalahkan. Ki Ageng Kedu dalam melaksanakan syiar agama Islam di daerah ini sudah tujuh tahun lamanya. Pada suatu hari, Ki Ageng Kedu teringat pada isterinya yang ditinggal di padepokan Argaluwih dan timbul rasa rindunya. Ketika ditinggal pergi melaksanakan tugas suci, Sri Lintang Kedhaton sedang hamil empat bulan. Mestinya, kini isterinya sudah melahirkan. Ki Ageng Kedu pulang ke padepokan Argaluwih ditemani Bah Beo. Bah Gedruk tidak ikut karena diberi tugas untuk menunggu rumahnya. (Amat Sukandar/Jbo)