Sampai akhirnya fisik benar-benar tak bisa diajak kompromi, sehingga dirinya harus tergolek di rumah sakit untuk menjalani pengobatan intensif. Di saat tubuh tidak berdaya itulah, Barna baru berpikir soal semua yang sudah dilakukannya selama ini. Ingatannya melayang kembali ke masa kecilnya, saat sang ibu yang sudah lama dilupakan dengan sabar meladeni semua kemauan dirinya.
Terbayang kembali ketika dirinya marah-marah karena cemburu pada adiknya Wirya, yang dibelikan mainan, tapi dengan bijak sang ibu mencoba menjadi penengah yang baik. Baru terasa sekarang, bahwa perlakuan dirinya terhadap ibu, ayah dan adiknya selama ini sudah sangat buruk. Apalagi sejak meninggalkan kampung halaman beberapa tahun silam, dirinya nyaris tak pernah berkomunikasi dengan keluarganya. Sehingga sampai sekarang Barna tidak tahu, bagaimana nasib kedua orangtuanya serta adiknya. Tak terasa air mata meleleh membahasi pipi Barna.
"Mah, tolong hubungi ibu dan keluargaku. Bagaimanapun caranya usahakan mereka bisa datang kesini. Saya kangen sekali dengan mereka," kata Barna pada istrinya.
Sayang sekali, keinginan Barna untuk bertemu dengan keluarganya tidak bisa terpenuhi. Batinnya semakin tertekan, manakala yang datang hanya Wirya. Adiknya itu memberi kabar bahwa ayah mereka sudah meninggal dua tahun yang lalu. Sementara sang ibu juga sudah sakit-sakitan, sehingga tidak bisa melakukan perjalanan jauh.
"Mengapa kamu tidak mengabari saat ayah meninggal, Wirya?" tanya Barna. "Saya sudah mencoba menghubungi berkali-kali, tapi tidak pernah bisa, Mas."
Teringatlah Barna ketika dia sengaja tidak mau menerima telpon dari Wirya, karena menduga adiknya itu hanya akan minta bantuan uang pada dirinya.
"Betapa nistanya diriku. Bagaimana aku bisa menebus dosa-dosaku?" guman Barna.
Tak ada gunanya menyesali yang sudah berlalu. Barna hanya bisa berharap dirinya bisa lekas sembuh, karena hanya satu keinginannya saat ini, yakni menemui ibunya untuk minta maaf dan berziarah ke makam sang ayah.
Sesungguhnya, cobaan dan penyakit adalah tanda kecintaan Allah kepada hamba-Nya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, "Sesungguhnya Allah ta’ala jika mencintai suatu kaum, maka Dia akan memberi mereka cobaan." (HR. Tirmidzi) (Habis)